Bisnis.com, TANGERANG—Badan Pusat Statistik Provinsi Banten mencatat jumlah penduduk dengan mata pencaharian pada sektor pertanian anjlok 33,98% dalam periode 2003-2013. Sementara pada periode yang sama khusus pada jumlah petani padi susut 7,44%.
Syech Suhaimi, Kepala BPS Banten mengungkapkan penurunan jumlah penduduk dengan mata pencaharian sektor pertanian akibat alih fungsi lahan yang terjadi secara besar-besar dari lahan produksi menjadi komersil seperti perumahan.
“Seharusnya pemerintah daerah menerapkan undang-undang agraria yang melarang alih fungsi lahan produksi [UU No.41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan]. Jika sudah begini, yang bisa dilakukan hanya meningkatkan produksi pertanian,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (8/7/2014).
Peningkatan produksi pertanian, tuturnya, harus dilaksanakan karena pembukaan lahan baru untuk pertanian sudah semakin sulit. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara membangun sistem irigasi yang baik serta meningkatkan kemampuan petani dalam bercocok tanam.
Syech mengatakan jika pemerintah daerah telah menetapakan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang dilindungi, maka penurunan jumlah petani dapat dihindari, karena, undang-undang menjelaskan lahan yang sudah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan dilindungi dan dilarang dialihfungsikan.
Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013, jumlah penduduk dengan mata pada pencaharian sektor pertanian seperti tanam sayuran dan sejenisnya susut 305.180 rumah tangga atau hanya menyisakan 592.840 rumah tangga jika dibandingkan data 2003.
Sementara itu, penyusutan jumlah petani padi sebesar 7,44% selama periode 2003-2013 telah menghilangkan sekitar 37.480 rumah tangga dengan mata pencaharian petani padi jika dibandingkan dengan data 2003 yang mencapai 503.750 rumah tangga.
Syech mengungkapkan dari 4 kota dan 4 kabupaten yang berada di Provinsi Banten, hanya Kabupaten Lebak yang notabene lumbung padi di Banten, tidak mengalami penurunan jumlah petani padi, yakni mencapai 166.280 rumah tangga atau 35,66% dari total rumah tangga yang berprofesi petani padi.
Selain itu, Kab. Lebak juga menjadi daerah satu-satunya yang jumlah petani padinya meningkat sebanyak 4,06%. Kabupaten Serang dan Pandeglang yang juga merupakan lumbung padi di Banten justru mengalami penurunan jumlah petani dengan masing-masing susut 15,84% dan 2,6%.
Adapun tiga wilayah dengan jumlah penyusutan petani padi terbanyak dalam periode 2003-2013 adalah Kota Tangerang Selatan dengan penurunan 56,54%, disusul Kota Cilegon susut sebanyak 34,57% dan Kabupaten Tangerang dengan penurunan 21,63%.