Bisnis.com, JAKARTA—Jepang mencatat surplus neraca transaksi berjalan keempat, setelah pendapatan dari investasi asing mampu melindungi kegagalan dalam menurunkan nilai yen sebagai upaya untuk mendorong ekspor.
Kelebihan dari kebijakan perdagangan yang sangat longgar itu tercatat 522,8 miliar yen (US$5,1 miliar) selama Mei, menurut Kementerian Keuangan hari ini, Selasa (8/7/2014). Angka itu melebihi perkiraan analis sebagaimana disurvei Bloomberg. Sementara itu, ekspor naik 2% dari tahun sebelumnya.
Volume ekspor masih tetap di bawah level saat PM Shinzo Abe mulai berkuasa pada Desember 2012 meski terjadi pelemahan yen hingga 16% terhadap dolar AS selama periode tersebut. Tugas Abe untuk memastikan strategi pertumbuhan—strategi ketiga dari tiga program andalan Abenomics – memberi keuntungan yang memadai bagi perusahaan lokal dibandingkan pesaingnya di luar negeri dalam mendorong ekspor.
“Kekuatan pemulihan atas permintaan global akan memainkan peran lebih besar dibandingkan mata uang yang terkena dampak ekspor,” ujar Koichi Fujishiro, seorang ekonom pada Dai-ichi Life Research Institute. Menurutnya, ekspor yang lesu bisa ditunjukkan pada naiknya rasio produksi luar negeri.