Bisnis.com, BALIKPAPAN--PT Pelni (Persero) berusaha menekan angka kerugian dengan memfokuskan pada inti bisnis perseroan di bidang jasa pengangkutan penumpang dan barang serta peningkatan pelayanan penumpang.
Elfien Goentoro, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelni, mengatakan laporan keuangan perseroan tahun lalu masih membukukan kerugian Rp630 miliar. Oleh karena itu pengembangan bisnis difokuskan pada sektor-sektor yang bisa menghasilkan keuntungan.
“Kami akan fokus pada bisnis yang memang kompetensi kita. Satu voyage harus untung. Cabang juga harus untung. Ini semua agar arus kas menjadi positif,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (3/7/2014).
Optimalisasi kapal penumpang, katanya, akan menjadi salah satu yang dilakukan oleh perseroan. Kapal barang yang dimiliki perseroan juga akan dioptimalkan untuk membirukan kas perusahaan. Elfien berharap tidak ada lagi penumpang atau barang gelap yang bisa naik ke dalam kapal.
Perbaikan pelayanan juga dilakukan dengan menyediakan layanan daring untuk pembelian tiket. Hal ini akan memudahkan para calon penumpang untuk mengetahui jadwal kapal serta memesan tiket jauh hari sebelumnya. “Ini niat kami untuk memperbaiki kualitas pelayanan,” katanya.
Selain itu, Pelni juga berencana menambah kapal three in one atau kapal yang dapat mengangkat penumpang, barang dan kontainer. Saat ini, baru ada dua kapal yang sudah dimodifikasi menjadi kapal three in one. “Rencananya, akan tambah satu lagi yang akan dijadikan three in one,” tuturnya.
Peli juga menjajaki kerja sama dengan Pertamina untuk mengangkut minyak menggunakan kapal tangker. Peluang semacam ini, imbuh Elfien, akan berusaha dicari oleh perusahaan agar arus kas perusahaan terus membaik.
Dia menyebutkan perhitungan sementara untuk arus kas perseroan sudah mulai mencatatkan perbaikan yang positif. Elfien berharap hal ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun sehingga target yang diharapkan bisa tercapai. “Cukup besar memang [kerugiannya] tetapi kami terus berusaha,” katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Pelni telah menjalin kerja sama dengan PT Pertamina Gas untuk mengkonversi bahan bakar kapal dari solar menjadi bahan bakar alternatif gas alam cair (LNG). Langkah tersebut dilakukan untuk menekan biaya operasional dan meningkatkan efisiensi perusahaan.
Selain itu, porsi pendapatan perusahaan yang selama ini 70% berasal dari angkutan penumpang dan 30% persen berasal dari bisnis angkutan kargo diharapkan perlahan juga mulai berubah. Meskipun secara bertahap, dia meyakini hal itu bisa direalisasikan.