Bisnis.com, TOKYO Korporasi Jepang memprediksikan harga-harga kebutuhan akan tetap stabil sepanjang tahun, menyusul langkah-langkah yang diimplementasikan Bank of Japan (BOJ) untuk menahan laju inflasi.
Laporan yang dirilis bank sentral Jepang, Rabu (2/7/2014) menyatakan perusahaan mengestimasi sepanjang tahun ini inflasi akan berada di level 1,5%. Harga-harga diperkirakan hanya meningkat 1,6% dalam 5 tahun ke depan, dan meningkat 1,7% dalam 5 tahun.
Ekonom SMBC Nikko Securities Inc, Koya Miyamae menyampaikan saat ini berbagai pihak mengestimasikan kenaikan inflasi akan berlanjut.
BOJ tampaknya akan terus berfokus pada trend pergerakan harga. Data ini akan menjadi alasan untuk menahan diri dari pelonggaran tambahan, jelas Miyamae.
Estimasi korporasi-korporasi Jepang atas rendahnya inflasi menimbulkan keraguan bagi BOJ mengenai pencapaian target 2%.
Padahal, kenaikan inflasi menjadi aspek penting bagi perekonomian Jepang, mengingat data terakhir menunjukkan belanja rumah tangga Jepang anjlok 8% pada Mei.
Rencana perusahaan untuk meningkatkan investasi amat diapresiasi Perdana Menteri Shinzo Abe, karena dapat memicu pertumbuhan ekonomi Negeri Sakura.
Pekan lalu Abe menyampaikan ia telah dapat menghentikan deflasi Jepang, dan perekonomian akan terkena dampak kenaikan 3% pajak penjualan.
Hal tersebut disangkal oleh ekonom Dai-ichi Life Research Institute, Hideo Kumano. Korporasi pun menganggap saat ini Jepang tidak lagi terbelit deflasi. Padahal Jepang sedang berada dalam tahap disinflasi ringan, katanya.
Analis-analis ekonomi dari berbagai lembaga swasta Jepang juga masih meragukan klaim Kuroda atas keyakinannya pada keberhasilan Jepang dalam memenuhi trek harga. Menurut para analis tersebut, percepatan laju inflasi mengintai perekonomian Jepang.