Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Disarankan Pangkas Alokasi Biaya Kesejahteraan

Australia diusulkan memangkas pengeluaran kesejahteraan (welfare cost) mereka senilai A$145,8 atau setara US$137 miliar hingga Juni 2015.
Peta benua Australia. Disarankan Pangkas Alokasi Biaya Kesejahteraan/mlborlife
Peta benua Australia. Disarankan Pangkas Alokasi Biaya Kesejahteraan/mlborlife

Bisnis.com, SYDNEY – Australia diusulkan memangkas pengeluaran kesejahteraan (welfare cost) mereka senilai A$145,8 atau setara US$137 miliar hingga Juni 2015.

Kajian yang dirilis Departemen Pelayanan Sosial Australia mengusulkan perubahan struktur pembayaran biaya kesejahteraan. Kajian tersebut juga menyarankan pemerintah untuk membatasi bantuan bagi masyarakat yang cacat dan mengalami gangguan tertentu sehingga tidak dapat bekerja.

Menetri Pelayanan Sosial Australia Kevin Andrews mengatakan sistem pembiayaan kesejahteraan Australia saat ini amat memberatkan.

“Dengan bertambahnya populasi manula, kita butuh sistem yang relevan ditetapkan dalam beberapa tahun ke depan. Usulan ini juga nantinya akan meminimalisasi jumlah pengangguran. Orang yang mampu bekerja harus bekerja,” kata Andrews, Senin (30/6/2014).

Data pemerintah menunjukkan saat ini, seperlima dari total 23 juta masyarakat Australia hidup dari dukungan dana negara.

Bendahara negara Australia Joe Hockey sebelumnya telah mengumumkan rencana pemangkasan dana kesejahteraan. Persoalan melesatnya jumlah populasi manula di negara-negara maju memperbesar kemungkinan defisit anggaran.

Sekitar 45% warga Australia hidup dalam masalah kecacatan dan kemiskinan, dua kali lipat dari negara-negara yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Development.

Kebijakan moneter longgar telah mendorong aktivitas perekrutan pekerja. Saat ini, tingkat pengangguran Australia adalah 5,8% setelah sebelumnya duduk di level 6%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper