Bisnis.com, TOKYO-- Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengklaim langkah-langkah ekonomi yang dikenal dengan Abenomics telah berhasil mengakhiri deflasi yang membelit Jepang 15 tahun terakhir.
Abe menyampaikan kekhawatirannya pada pertumbuhan Jepang yang terus berada di bawah China. Karena deflasi telah berakhir, Abe ingin segera melancarkan aksinya untuk mendorong ekspansi bisnis.
Melalui kebijakan moneter yang kokoh, kebijakan fiskal yang fleksibel, dan strategi pertumbuhan yang telah kita lakukan, deflasi telah berakhir. sangat sulit mengelola perekonomian, namun kita dapat melakukannya, kata Abe di kediamannya di Tokyo.
Dalam waktu dekat, jajaran kabinet Abe akan segera mengumumkan langkah Abenomics berikutnya. Langkah terkahir ini didedikasikan Abe untuk menjaga laju inflasi dan mengelola investasi saham.
Beberapa rencana yang masih pending yaitu pemangkasan pajak korporasi, liberalisasi perdagangan, mengelola produk pertanian, dan pembahasan ide kasino untuk sebagai upaya menarik wisatawan.
Abe berambisi untuk kembali memperkuat pengaruh Jepang, yang selama ini diambil alih oleh negara tetngganya, China. Dengan meningkatkan pertumbuhan, Jepang ingin menanamkan lagi pengaruhnya dari Filipina hingga India.
Adapun tingkat inflasi konsumen Jepang diekspektasikan terakselerasi pada Mei, terdorong oleh meningkatnya harga bahan bakar dan ketatnya pasar tenaga kerja, sehingga mendorong kenaikan harga-harga.
Menurut survei Reuters pada 28 ekonom, harga inti konsumen Jepang meningkat 3,4% per Mei tahun ini, dari periode yang sama tahun lalu.