Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEREKONOMIAN CHINA Diprediksi Kembali Melambat

Perekonomian China diestimasikan akan kembali melambat pada kuartal II/2014, terdorong oleh lemahnya belanja modal dan berkurangnya perusahaan yang melakukan permohonan kredit.
China Li Keqiang memberikan pidator di Forum Keuangan Inggris-China di Lancaster House, di London 18 Juni 2014. Tampak kanselir Inggris George Osborne mendengarkan. /reuters
China Li Keqiang memberikan pidator di Forum Keuangan Inggris-China di Lancaster House, di London 18 Juni 2014. Tampak kanselir Inggris George Osborne mendengarkan. /reuters

Bisnis.com, BEIJING – Perekonomian China diestimasikan akan kembali melambat pada kuartal II/2014, terdorong oleh lemahnya belanja modal dan berkurangnya perusahaan yang melakukan permohonan kredit.

Survei kuartalan yang dilakukan China Beige Book International menunjukkan hanya sekitrar 50% dari bisnis China yang memperoleh investasi lebih tinggi, porsi terkecil sejak sepuluh kuartal terakhir. 

“Dalam 7 tahun terakhir, investasi merupakan roda penggerak ekonomi utama China. Lemahnya investasi telah berdampak pada berbagai sektor, regional, dan performa perusahaan,” kata presiden China Beige Book International, Leland Miller di Beijing, Senin (23/6/2014).

Miller menegaskan investasi merupakan hal penting yang menjadi adiksi perekonomian Negeri Panda.

Laporan yang dirilis Senin kemarin juga memberi referensi bagi Perdana Menteri Li Keqiang atas kemungkinan perlambatan ekonomi negara yang dipimpinnya. Tindakan yang mungkin dilakukan yaitu penggelontoran stimulus, agar pertumbuhan China mencapai targetnya 7,5% tahun ini.

Hasil survei Bloomberg pada ekonom menyimpulkan pertumbuhan China kuartal April-Juni adalah 7,4%. Nilai ini merupakan laju yang sama dengan pertumbuhan China pada kuartal I/2014, yang merupakan laju paling lambat dalam enam kuartal terakhir.

Adapun produk domestik bruto China meningkat 7,7% pada 2012 dan 2013, jauh dari rata-rata pertumbuhan 10,6% dalam sepuluh tahun sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper