Bisnis.com, JAKARTA –Badan Intelijen Negara (BIN) memastikan situasi keamanan di dalam Negeri hingga saat ini masih sangat terkendali meskipun semakin memanas menjelang Pilpres 9 Juli.
Kepala BIN Letjen Marciano Norman menuturkan merupakan hal wajar jika kondisi menjelang Pilpres menghangat. Hal itu terutama disebabkan oleh pendapat-pendapat maupun dukungan-dukungan yang diberikan masing-masing pendukung capres.
“Situasinya dinamis, agak memanas, dari sisi pemberitaan di media, pemberitaan di televisi-televisi. Akan tetapi itu masih dalam batas-batas yang wajar. Secara umum, situasi keamanan kondusif dan sangat terkendali,” ujarnya di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/6/2014).
BIN, lanjutnya, berkoordinasi dengan semua pihak termasuk kepolisian untuk menjaga agar masyarakat tidak mendapatkan informasi yang salah. Dia juga berjanji akan memperbaiki kekurangan yang ada sehingga tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang terintimidasi dalam menentukan pilihan calon presiden.
“Kami berupaya semaksimal mungkin, sehingga pada puncaknya yaitu 9 Juli, rakyat Indonesia betul-betul bisa menentukan hak pilihnya dalam situasi yang tanpa terintimidasi oleh pihak manapun dan bisa memberikan pilihan sesuai kata hatinya,” ujarnya.
Namun demikian, Marciano menilai perlu partisipasi masyarakat secara luas untuk menjaga situasi dan kondisi selama proses Pilpres berlangsung. Dia terutama meminta masyarakat agar tidak mudah terpancing oleh kampanye hitam terhadap para kandidat calon presiden.
“Penciptaan kondisi ini penting. Dan, tidak hanya dilakukan oleh aparat keamanan. Partisipasi masyarakat juga harus. Jadi masyarakat jangan mudah termakan oleh kampanye-kampannye hitam,” ujarnya.
Dia juga menegaskan perlunya kontribusi para pendukung kandidat presiden dalam menciptakan pesta demokrasi yang aman, tertib, dan terkendali.
“Sehingga Pemilu 2014 ini menjadi suatu Pemilu yang membawa Indonesia sebagai Negara yang betul-betul bermartabat di mata dunia karena dapat menapaki proses demokrasi dengan baik,” katanya.