Bisnis.com, JAKARTA — Kawasan Kota Tua, Jakarta menjadi salah satu destinasi yang akan diajukan ke UNESCO World Heritage sebagai warisan dunia.
Untuk mendukung keinginan tersebut, beberapa hari lalu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengadakan seminar Pengembangan Kota Tua Jakarta Sebagai Destinasi Wisata Menuju UNESCO World Heritage.
Pembicara seminar pada Selasa (17/6/2014) lalu itu adalah Sylvina Murni (Deputi Gubernur Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata), Arie Budiman (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta), Adolf Heuken (Ahli Sejarah Kota Jakarta), Perwakilan UNESCO, Wiendu Nuryanti (Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan), dan Lin Che Wei (CEO PT Pembangunan Kota Tua Jakarta)
Lin Che Wei menjelaskan bahwa Kota Tua Jakarta merupakan kota tua yang paling tua yakni pada tahun 1619, paling luas dan paling banyak bangunan tuanya jika dibandingkan dengan beberapa kota tua yang sudah mendapatkan status World Heritage dari UNESCO di negara lain.
Beberapa kota tua yang menjadi perbandingan adalah Old Town of Galle (Sri Langka) yang sudah ditetapkan sebagai world heritage sejak 1988. Yang lainnya adalah Historic Area of Willemstad (Curacao) yang ditetapkan pada 1997 danHistoric Inner City of Paramaribo (Suriname) pada 2002.
Lin Che Wei menjelaskan tidak ada kata terlambat untuk Kota Tua Jakarta mendapatkan status world heritage.
Ada sembilan tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan Kota Tua ini untuk menjadi nominasi world heritage menurut UNESCO.
Beberapa tahap seperti melakukan relevansi latar belakang analisi dan analisis komparatif mengenai Kota Tua ini sudah selesai.
Untuk tahap pembatasan Kota Tua yang akan masuk ke dalam world heritagemasih dalam tahap pelaksanaan.
Lin Che Wei berharap dua bulan ke depan sudah selesai mengenai studi awal penetapan batasan, sehingga lima bulan ke depan prosedur ini sudah selesai dilaksanakan.
Semua prosedur ini direncanakan akan selesai pada awal 2016, namun tidak menutup kemungkinan pada 2015 sudah selesai.
Demi tercapainya tujuan tersebut Konsorsium Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC) dan Jakarta Endowment For Art and Heritage (JEFORAH) akan membentuk tim khusus.
Tim khusus ini akan melakukan persiapan menuju nominasi world heritage. Tim ini akan mendapatkan bimbingan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dari Pemprov DKI Jakarta.
“Dengan tim ini diharapkan Kota Tua Jakarta mudah-mudahan pada tahun 2016 sudah bisa memasukkan nomination dossier,” tutur Lin Che Wei, dalam seminar tersebut.
Hingga saat ini warisan kebudayaan Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai world heritage baru mencapai empat lokasi. Pertama adalah Candi Borobudur yang ditetapkan pada tahun 1991, menyusul Candi Prambanan yang ditetapkan berikutnya pada 1992.
Selang empat tahun kemudian Situs Manusia Purba Sangiran, Jawa Tengah ditetapkan sebagai warisan budaya dari UNESCO. Yang terakhir adalah Lanskap Budaya Provinsi Bali yang baru ditetapkan dua tahun lalu, yakni 2012.
Indonesia sudah mengajukan beberapa tempat yang dinilai dapat mewakili warisan budaya Indonesia. Beberapa di antaranya sudah masuk ke dalam daftar sementara sejak 2009, yakni Trowulan Ibukota Kerajaan Majapahit, Candi Muarajambi, dan Perkampungan Tradisional Toraja.
Pemerintah juag sudah memasukkan beberapa usulan baru seperti Kota Tua Sawahlunto, Sumatera Barat dan Sangkurilang-Mangkalihat, Kalimantan Timur.
Tidak berhenti disitu, Wakil MenteWiendu Nuryanti berharap ke depannya, Indonesia bisa mengusulkan warisan budaya dunia ini setiap tahunnya, karena masih banyak tempat dan kebudayaan Indonesia yang layak menjadi World Heritage UNESCO.
Seminar ini mendatangkan pembicara Sylvina Murni (Deputi Gubernur Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata), Arie Budiman (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta), Adolf Heuken (Ahli Sejarah Kota Jakarta), Perwakilan UNESCO, Wiendu Nuryanti (Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan), dan Lin Che Wei (CEO PT Pembangunan Kota Tua Jakarta)
Dalam seminar, Lin Che Wei menjelaskan bahwa Kota Tua Jakarta merupakan kota tua yang paling tua yakni pada tahun 1619, paling luas dan paling banyak bangunan tua nya jika dibandingkan dengan beberapa kota tua yang sudah mendapatkan status World Heritage dari UNESCO di negara lain.
Beberapa kota tua yang menjadi perbandingan adalah Old Town of Galle (Sri Langka) yang sudah ditetapkan sebagai world heritage sejak 1988. Yang lainnya adalah Historic Area of Willemstad (Curacao) yang ditetapkan pada 1997 danHistoric Inner City of Paramaribo (Suriname) pada 2002.
Lin Che Wei menjelaskan tidak ada kata terlambat untuk Kota Tua Jakarta mendapatkan status world heritage. Ada sembilan tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan Kota Tua ini untuk menjadi nominasi world heritage menurut UNESCO. Beberapa tahap seperti melakukan relevansi latar belakang analisi dan analisis komparatif mengenai Kota Tua ini sudah selesai.
Untuk tahap pembatasan Kota Tua yang akan masuk ke dalam world heritagemasih dalam tahap pelaksanaan. Lin Che Wei berharap dua bulan ke depan sudah selesai mengenai studi awal penetapan batasan, sehingga lima bulan ke depan prosedur ini sudah selesai dilaksanakan.
Semua prosedur ini direncanakan akan selesai pada awal 2016, namun tidak menutup kemungkinan pada 2015 akan selesai. Demi tercapainya tujuan tersebut Konsorsium Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC) dan Jakarta Endowment For Art and Heritage (JEFORAH) akan membentuk tim khusus.
Tim khusus ini akan melakukan persiapan menuju nominasi world heritage secarafull time. Tim khusus ini akan mendapatkan bimbingan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan DKI Jakarta.
“Dengan tim ini diharapkan Kota Tua Jakarta mudah-mudahan pada tahun 2016 sudah bisa memasukkan nomination dossier,” tutur Lin Che Wei, dalam seminar tersebut.
Hingga saat ini warisan kebudayaan Indonesia yang sudah ditetapkan sebagaiworld heritage baru mencapai empat lokasi. Pertama adalah Candi Borobudur yang ditetapkan pada tahun 1991, menyusul Candi Prambanan yang ditetapkan berikutnya pada 1992.
Selang empat tahun kemudian Situs Manusia Purba Sangiran, Jawa Tengah ditetapkan sebagai warisan budaya dari UNESCO. Yang terakhir adalah Lanskap Budaya Provinsi Bali yang baru ditetapkan dua tahun lalu, yakni 2012.
Indonesia sendiri sudah mengajukan beberapa tempat yang dinilai dapat mewakili warisan budaya Indonesia. Beberapa diantaranya sudah masuk ke dalam daftar sementara sejak 2009, yakni Trowulan Ibukota Kerajaan Majapahit, Candi Muarajambi dan Perkampungan Tradisional Toraja.
Untuk usulan pun, pemerintah sudah memasukkan beberapa usalan baru seperti Kota Tua Sawahlunto, Sumatera Barat dan Sangkurilang-Mangkalihat, Kalimantan Timur.
Tidak berhenti disitu, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti berharap ke depan Indonesia bisa mengusulkan warisan budaya dunia ini dalam setiap tahunnya.
Hal itu didasarkan pada kenyataan masih banyaknya tempat dan kebudayaan Indonesia yang layak menjadi World Heritage UNESCO.