Bisnis.com, JAKARTA—Lukman Hakim Saifuddin pada hari keenamnya sebagai Menteri Agama melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Al-Maghfur dan Majlis Ta’lim Mar’atush Sholehah di Semarang, Sabtu (14/6/2014).
Di hadapan para jamaah Majelis Taklim, Menag menegaskan seorang ibu mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan. Bahkan, lanjut Menag, keluarga merupakan sekolah pendidikan yang paling utama dan ibu berperan penting di dalamnya.
“Ibu adalah orang pertama yang mendidik anak manusia yang hadir di dunia ini mulai dari dalam kandungan sampai tua,” kata Menag saat memberikan sambutan pada acara Pengajian Umum dalam rangka Khoul Simbah KH Masruchan Ihsan ke-30 seperti dalam laman Kemenag, Sabtu (14/6/2014).
“Pendidikan itu ‘minal mahdi ilal lahdi’, dari ayunan sampai liang lahat, dan ibu menjadi figur pendidik yang utama dan terutama,” imbuhnya.
Didampingi oleh Sekretaris Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin dan Kakanwil Kemenag Jateng Khaeruddin, Menag mengatakan dalam konsep Islam, jannah atau surga diidentifikasi sebagai simbol dari hal-hal yang positif, dan itu ditempatkan di bawah kaki seorang ibu.
Menurutnya, itu menunjukan bahwa meski kenikmatan surga digambarkan begitu dahsyat, namun ditempatkan pada posisi paling rendah dari sosok seorang ibu. “Ini menandakan bahwa Ibu itu luar biasa,” tegasnya.
Menag merasa bersyukur dan terharu dapat hadir dalam acara haul tersebut sehingga berkesempatan melihat langsung peran Majlis Ta’lim Mar’atush Sholihah dalam memberdayakan Kaum ibu di tengah zaman yang semakin kompleks.
“Di era globalisasi sekarang ini, kehidupan semakin mendunia sehingga jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk menyebarluaskan nilai-nilai pendidikan,” kata Menag.
Bahkan, lanjutnya, anak sekarang tidak hanya mendapatkan ilmu dari guru dan orang tua saja, namun juga dari kecanggihan teknologi internet yang sekarang sudah ada dalam handphone yang senantiasa digenggaman mereka.
“Alat komunikasi menyebabkan terjadinya pergeseran paradigm pendidikan karena sekarang informasi dapat diakses langsung oleh anak-anak melalui perangkat teknologi,” kata Lukman.
Pihaknya mengajak orang tua untuk ikut belajar dan menguasai teknologi sehingga dapat berperan penting dalam mendidik anaknya di tengah perubahan zaman yang semakin canggih.
Tentang peringatan haul, Menag katakan bahwa itu merupakan tradisi yang lahir dari kebiasaan para Ahli Tarekat terdahulu, seperti yang dikembangkan oleh KH Masruchan Ihsan dan itu merupakan tradisi yang bisa diteladani.
Menag bercerita, bahwa pada tanggal 19-22 Mei lalu, ketika masih menjadi Wakil Ketua MPR, dirinya berkunjung ke Baghdad, dan sempat berziarah ke makam Syakh Abdul Qadir Jailani, pendiri tokoh tarekat yang ada di dunia ini. Dalam ziarah itu Menag berfikir, betapa mulianya Abd Qodir Zailani, karena kuburannya tak pernah sepi.
Menag mengaku merasa sangat bersyukur dapat hadir dalam pengajian haul ini, karena baginya, KH Masruchan Ihsan adalah salah satu tokoh tarekat. “Saya merasa bersyukur dapat hadir dalam pengajian haul ini, karena KH Masruchan Ihsan salah satu tokoh tarekat,” katanya.
Pimpinan Ponpes dan Majlis Ta’lim Nyai Ibu Azizah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Menag yang telah menyempatkan dan meluangkan waktunya untuk bisa menghadiri acara tersebut.