Bisnis.com, JAKARTA - Pemberontak Sunni yang berasal dari bekas pejuang Alqaeda kemarin menguasai kota Tikrit di Irak dan mengambil alih pusat penyulingan minyak terbesar di negara itu.
Penguasaan kota yang dilakukan dalam waktu singkat itu kian mengancam pemerintahan Irak yang didominasi oleh penganut aliran Syiah. Ancaman terhadap pusat penyulingan yang berada di kawasan Baiji itu muncul setelah milisi dari Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL) menguasai kota Mosul yang berupaya menciptakan Kekhalifahan Sunni di kawasan perbatasan antara Irak dan Suriah.
Jatuhnya kota Mosul ke tangan kelompok Sunni merupakan pukulan berat bagi upaya Perdana Menteri Nuri al-Maliki dalam menumpas kelompok militan. Maklum, mereka mulai menguasai sebagian wilayah Irak setelah menarikan mundur pasukan AS.
Sekitar 500.000 warga Irak terpaksa meninggalkan kota Mosul yang merupakan kota terbesar kedua dengan penduduk dua juta orang. Sebagian besar dari mereka mencari tempat yang aman di wilayah otonomi Kurdistan.
Bahkan di dua kota kecil wilayah utara Baghdad, yakni Dhiluiya dan Yathrib, para pemberontak menguasai antara 10% sampai 15% wilayah Irak. Banyak warga yang khawatir kota Baghdad akan bisa dikuasai kelompok bersenjata tersebut sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (12/6/2014).