Bisnis.com, JAKARTA- Badan Pusat Statistik mencatat indeks kebahagiaan Indonesia pada 2013 sebesar 65,11 dari skala 0-100.
"Angka itu di tengah-tengah, artinya cukup bahagia," kata Suryamin, Kepala BPS, dalam pemaparannya, Senin (2/6/2014).
Indeks tersebut merupakan hasil Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) sepanjang tahun lalu terhadap 9.720 rumah tangga yang dipilih secara acak dan tersebar di berbagai provinsi.
Responden terbagi atas 53% perempuan, 47% laki-laki, dengan tingkat pendidikan maksimum tamat SD hingga di atas SLTA.
Aspek yang menjadi pertimbangan antara lain pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan aset, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, dan kondisi lingkungan.
Hasil studi itu menunjukkan bahwa penduduk di perkotaan relatif tinggi Indeks kebahagiaannya dibandingkan dengan pedesaan.
Semakin tinggi rata-rata pendapatan rumah tangga, berbanding lurus dengan Indeks tersebut. Hal yang sama terjadi pula pada tingkat pendidikan.
"Penduduk yang statusnya belum kawin dan sudah kawin cenderung serupa Indeks kebahagiaannya, yakni sekitar 65," kata Suryamin.
Sementara itu, mereka yang berstatus cerai hidup Indeks kebahagiaannya hanya 60,55 dan yang cerai mati bernilai 63,49.
Selain itu, ada kecenderungan dengan makin banyaknya anggota rumah tangga dari 1 sampai 4 orang, indeks Kebahagiaan cenderung makin tinggi. Namun, jika anggota rumah tangga sebanyak 5 atau lebih makan indeks kebahagiaan makin rendah.
"Angka itu di tengah-tengah, artinya cukup bahagia," kata Suryamin, Kepala BPS, dalam pemaparannya, Senin (2/6/2014).
Indeks tersebut merupakan hasil Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) sepanjang tahun lalu terhadap 9.720 rumah tangga yang dipilih secara acak dan tersebar di berbagai propinsi.
Responden terbagi atas 53% perempuan, 47% laki-laki, dengan tingkat pendidikan maksimum tamat SD hingga di atas SLTA.
Aspek yang menjadi pertimbangan antara lain pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan aset, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, dan kondisi lingkungan.
Hasil studi itu menunjukkan bahwa penduduk di perkotaan relatif tinggi Indeks kebahagiaannya dibandingkan dengan pedesaan.
Semakin tinggi rata-rata pendapatan rumah tangga, berbanding lurus dengan Indeks tersebut. Hal yang sama terjadi pula pada tingkat pendidikan.
"Penduduk yang statusnya belum kawin dan sudah kawin cenderung serupa Indeks kebahagiaannya, yakni sekitar 65," kata Suryamin.
Sementara itu, mereka yang berstatus cerai hidup Indeks kebahagiaannya hanya 60,55 dan yang cerai mati bernilai 63,49.
Selain itu, ada kecenderungan dengan makin banyaknya anggota rumah tangga dari 1 sampai 4 orang, indeks kebahagiaan cenderung makin tinggi. Namun, jika anggota rumah tangga sebanyak 5 atau lebih maka indeks kebahagiaan makin rendah.