Bisnis.com, JAKARTA - Pilpres 2014 yang akan digelar 9 Juli mendatang bukan saja menjadi ajang pesta demokrasi para politisi dan rakyat biasa. Sejumlah seniman, budayawan, sastrawan hingga selebritis ikut terlibat menjadi bagian hiruk- pikuk mendukung pasangan capres dan cawapres.
Fenomena ini agaknya sedikit berbeda dengan kondisi Pilpres sebelumnya, mengingat para penggiat seni ini cenderung acuh untuk melibatkan diri mendukung salah satu capres dan cawapres masing-masing.
Ini bisa dilihat ketika kalangan seniman hingga selebriti terjun langsung mendukung Joko Widodo alias Jokowi melalui penandatanganan Manifesto Rakyat Tak Berpartai.
Mereka punya penilaian sendiri pada sosok Jokowi yang dianggap pantas memimpin Indonesia ke depan. Jokowi dianggap satu-satunya calon Presiden yang berasal dari masyarakat kecil dan tidak memiliki dosa masa lalu.
Tak tanggung-tanggung, budayawan Goenawan Mohamad, Butet Kartaradjasa, sastrawan Ayu Utami, Leila S Chudori hingga sutradara Slamet Raharjo dan Joko Anwar berada dalam barisan pendukung Jokowi.
Mereka mengklaim berasal dari rakyat tak berpartai yang percaya Jokowi bisa membawa perubahan bagi bangsa. Meskipun, Goenawan Mohamad sendiri merupakan salah satu pendiri Partai Amanat Nasional yang kemudian undur diri dari partai berlambang matahari tersebut.
Barisan pendukung Jokowi tidak hanya sampai di situ. Beberapa nama selebriti pun menyatakan siap mengawal mantan Wali Kota Solo itu menang dalam kontes Pilpres 2014.
Sebut misalnya grup musik Slank yang memiliki penggemar fanatik di seluruh Indonesia, Krisdayanti, Gita KDI hingga mantan artis cilik Tina Toon dan dan banyak lagi.
Ditambah, Paguyuban Seniman Pelawak dan Artis Jakarta yang terdiri dari Tarza, Doyok, Kadir, Nunung dan lainnya baru saja mendeklarasikan atas dukungannya pada Jokowi.
Mereka pun meyakini, di tangan Jokowi, Indonesia bakal berubah ke arah lebih baik melalui sosok santun dan sederhana. Bahkan mereka menyatakan rela untuk menggalang dukungan untuk kemenangan Jokowi-JK.
Sementara itu, di kubu lain, beberapa seniman juga menyatakan dukungannya untuk memenangkan pasangan Prabowo-Hatta.
Nama-nama seniman besar macam Rhoma Irama, Ahmad Dhani, Pasha Ungu, Raffi Ahmad hingga sastrawan senior Taufiq Ismail dikabarkan telah merapat untuk mendukung Prabowo-Hatta.
Tentunya, masing-masing seniman punya alasan sendiri atas dukungan yang diberikan kepada capres dan cawapres. "Sosok Prabowo itu tegas," begitu kata Taufiq Ismail kepada Bisnis.com belum lama ini.
Menarik untuk disimak, fenomena keterlibatan seniman pada Pilpres 2014 tentu bukan hanya mencari sensasi belaka. Namun, masing-masing dari mereka diharapkan mampu menggiring para penggemar untuk sama-sama memilih siapa yang didukung seniman tersebut.
Kubu Jokowi-JK misalnya, yang memiliki dukungan dari Slank. Sebagian publik paham, pengikut Slank berasal dari penjuru Indonesia, yang setiap kali mengadakan konser, para Slankers—sebutan fans Slank kerap tumpah ruah dan militan.
Di kubu Prabowo-Hatta, massa Rhoma Irama dan Ahmad Dhani sudah tidak diragukan lagi. Komunitas atau fans Rhoma dan Ahmad Dhani memiliki jumlah yang luar biasa.
Bahkan, sebelum Rhoma hengkang dari PKB dan mendukung Prabowo, sebagian khalayak mengklaim bahwa suara PKB besar dipengaruhi Rhoma.
Mengutip John Storey, dalam bukunya berjudul Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop, ranah politik dan budaya pop, dalam hal ini musik menjadi relevan dan saling berkaitan satu sama lain.
Storey menyebut, suara kaum muda pada era 1960-an banyak menggoda para politisi untuk masuk ke ranah musik pop. Artinya, peran penggemar fanatik para musisi dan seniman bisa mendompleng suara capres dan cawapres tertentu.
Politisi Inggris Harold Wilson, lanjut Storey, dikabarkan sukses masuk Anggota Jajaran Kekaisaran Inggris gara-gara sempat dekat dengan The Beatles, sebuah grup music rock & roll paling berpengaruh saat itu.
Di sisi lain, musisi Bob Dylan juga dikabarkan sangat punya andil besar atas keberhasilan mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter.
Juga kedekatan mantan Presiden Amerika Serikat lainnya seperti Ronald Reagan dan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat ke-42 Walter Mondale berusaha menggunakan sosok selebriti dalam kampanyenya.
Namun, demikianlah peta Pilpres 2014 di Indonesia. Siapa menang dan kalah ditentukan oleh calon pemilih yang kini mencapai ratusan juta penduduk itu.
Yang jadi pekerjaan rumah adalah, janji para seniman, budayawan, sastrawan hingga selebriti untuk memenangkan masing-masing capres dan cawapres harus dibuktikan.