Bisnis.com, HO CHI MINH CITY—Situasi anti-China masih memanas di Vietnam menyusul aksi penyerangan besar-besaran pengunjuk rasa ke kawasan industri.
“Perusahaan Taiwan rugi hingga miliaran dolar akibat meningkatnya ketegangan antara China dan Vietnam terkait dengan sengketa Laut China Selatan, termasuk Formosa Plastics Group,” kata Serena Liu, Ketua Kamar Dagang Taiwan di Hanoi, Rabu (14/5/2014).
Pada Selasa (13/5/2014), ratusan pengunjuk rasa anti-China menyerang perusahaan baja yang dimiliki oleh Formosa Plastics Group, investor Taiwan terbesar di Vietnam. Jika pembangunan perusahaan baja tersebut selesai pada 2020, pabrik tersebut akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Pembangunan komplek pabrik baja yang diperkirakan memakan dana hingga US$20 miliar itu juga dilengkapi dengan pelabuhan dan pembangkit listrik 2.150 MW.
Beban kerugian harus ditelan mentah-mentah oleh perusahaan Taiwan lantaran pengunjuk rasa anti-China mengganggap pabrik milik Taiwan adalah milik investor China.
Beberapa perusahaan Taiwan mengumumkan rencananya untuk memangkas jam operasi dan mulai menghitung kerugian, termasuk Formosa Chemicals & Fibre Corp.
Perusahaan lainnya bahkan menutup sementara operasinya antara lain Kenda Rubber Industrial Co, Headway Advanced Materials Inc., Sanitar Co. Ltd., Advanced International Multitech Co., dan Yung Chi paint & Varnish Manufacturing Co.
Isu sengketa Laut China Selatan antara China dengan Vietnam mulai kembali memanas setelah China memasang fasilitas pengeboran minyak mentah (rig) di wilayah yang juga diklaim oleh pemerintah Vietnam.
“Ada sekitar ratusan orang yang dikirim ke rumah sakit pagi ini, Kamis [15/5/2014], kebanyakan warga negara China. Lainnya, 5 buruh Vietnam terluka dan 16 warga China tewas dalam aksi unjuk rasa itu ,” ungkap salah seorang dokter di provinsi Ha Tinh.