Bisnis.com, JAKARTA--Tragedi kemanusiaan di Myanmar sudah hampir 2 tahun berlalu sejak Juni 2012, tepatnya di negara bagian Arakan. Konflik ini menyebabkan permasalahan kemanusiaan yang membutuhkan respon dan bantuan dari dunia internasional.
Dampak dari konflik komunal tersebut lebih dari 70 orang meninggal dunia, lebih dari 3.000 bangunan rusak. Hampir 60.000 orang kehilangan tempat tinggal, termasuk infrastruktur seperti masjid, rumah, sekolah telah rusak. Sebagian besar dari mereka adalah etnis Rohingya,
Untuk membantu mencari solusi yang dihadapi Miyanmar tersebut, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) dan Dompet Dhuafa sebagai anggota South East Asia Humanitarian Committee (SEAHUM) di Indonesia, mengadakan dialog kemanusiaan.
Agung Notowiguno, Presiden SEAHUM Committee, mengatakan dialog yang dihadiri anggota Humanitarian Forum Indonesia, dan perwakilan lintas agama itu, bertujuan untuk mengetahui update terakhir kondisi di Myanmar.
“Khususnya tentang permasalahan dan sumberdaya yang ada, dan sharing pembelajaran terhadap aktivitas kemanusiaan yang telah dilakukan di Myanmar,” ujar Agung dalam rilis PKPU pagi ini, Rabu (14/5/14).
Dialog itu, katanya, juga untuk menyamakan sikap dan persepsi terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar, dan mencari solusi terhadap krisis kemanusiaan di negeri tersebut.
Muhammad Kaimudin dari PKPU menambahkan sejak September 2012 sampai Maret 2014, PKPU sudah melaksanakan 11 misi bantuan kemanusiaan ke Rohingya.
“Kami sudah menyalurkan bantuan dasar untuk para pengungsi di Rohingya, mulai dari bantuan shelter, air bersih dan makanan,” ujar Kaimudin.
Dia menuturkan dengan diadakannya dialog kemanusiaan yang diadakan di Jakarta, Selasa (13/5/14) ini, diharapkan bisa menghasilkan saran atau usulan mengenai formula yang pas untuk membantu para survivor di Rohingya, Myanmar.