Bisnis.com, FRANKFURT -- Meski Zona Euro menunjukkan percepatan pemulihan ekonomi dalam 3 tahun terakhir, Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi tidak menyurutkan niatnya untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Data yang dipublikasikan Senin lalu memperlihatkan ekspansi perekonomian zona 18 blok pada kuartal I/2014. Di luar perkiraan, Draghi menetapkan langkah-langkah dari pemotongan tingkat bunga hingga penyuntikan likuiditas. Inflasi duduk pada tingkat kurang dari setengah target ECB untuk menyatakan ekonomi masih lambat.
"Tidak banyak yang dapat dilakukan pada percepatan pertumbuhan ekonomi ini. ECB menjadi tidak toleran lagi atas inflasi rendah," kata ekonom UniCredit khusus Zona Euro di Milan, Senin (12/5).
Draghi tengah berjuang untuk mencegah kenaikan harga jangka panjang dari efek memulihnya mata uang 18 negara Zona Euro, sebelum kondisi tersebut menjadi tidak terkendali.
Pekan lalu, Draghi menyampaikan bahwa pihak pemerintah negara-negara tersebut tidak mempermasalahkan penetapannya untuk bergerak pada Juni mendatang, mengingat waktu tersebut tidak akan lama lagi.
Sebelumnya, survei bertajuk Bloomberg Markets Global Investor Poll yang diinisiasi Bloomberg menunjukkan salah satu simpulan yaitu deflasi merupakan ancaman yang lebih besar dari inflasi, di zona euro. Survei ini melibatkan trader, bankir, dan manajer keuangan.