Bisnis .com, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumpulkan tokoh masyarakat dan organisasi nonpemerintah untuk membicarakan gerakan perang atas kejahatan seksual terhadap anak.
Tokoh yang hadir antara lain Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda, putri almarhum Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, dan pengusaha Dewi Motik. Para tokoh tersebut menghadiri rapat kabinet terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden di Kantor Presiden.
Presiden mengharapkan masukan dari para tokoh dan aktivis mengenai rencana memerangi kejahatan seksual terhadap anak. Rencana tersebut, tegasnya, harus berbentuk sebuah gerakan nasional dan bukan sebatas program pemerintah.
Saya sudah sampaikan yang kita perlukan sekarang ini adalah gerakan nasional, bukan hanya program pemerintah oleh karena itu saya minta Sekretaris Kabinet mengundang kalangan yang relevan [untuk hadir dalam rapat], kata SBY, Rabu (14/5/2014).
Kepala Negara menambahkan perang terhadap kejahatan seksual terhadap anak juga harus dijalankan melalui edukasi dan sosialisasi secara masif melalui sekolah dan media massa. Edukasi dan sosialisasi harus berjalan secara intensif dengan terus menerus.
Selain itu, Presiden menginginkan revisi terhadap peraturan perundangan untuk meningkatkan efektivitas pencegahan sekaligus memperkeras hukuman atas pelaku kejahatan seksual terhadap anak.
Tidak kalah penting adalah rehabilitasi ke korban secara mental karena ini sebuah gerakan yang harus dilaksanakan terus menerus, bukan hanya gebrakan sekali jadi, kata SBY.