Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia optimistis mampu mencapai target menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2020.
Pasalnya, negara yang terletak di Asia Tenggara ini telah memasuki masa pertengahan tahun dari program 10 tahun yang bertujuan untuk mentransformasi ekonomi sekaligus mengurangi ketergantungannya terhadap pendapatan dari minyak mentah.
Laporan tahunan pemerintah yang berjudul ‘Economic Transformation Program’ (ETP) menunjukkan pendapatan per kapita Malaysia meningkat menjadi US$10.060 tahun lalu dari US$9.970 pada 2012. Sekadar informasi, Malaysia menargetkan pendapatan per kapita bakal mencapai US$15.000 pada 2020.
“Transisi ekonomi Malaysia melibatkan semua karakteristik yang diperlukan untuk menjadi negara maju, antara lain ekonomi yang berbasis jasa, konsumsi swasta, dan tidak bergantung terhadap pendapatan dari minyak mentah,” kata pemerintah Malaysia dalam laporan ETP di Kuala Lumpur, Senin (12/5/2014).
Menurut World Bank, sebuah negara dikatakan sebagai negara berpendapatan tinggi jika Gross National Product (GNI) mencapai US$12.616.
Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak berupaya keras untuk memangkas subsidi energi agar tidak membebani fiskal. Pembengkakan anggaran subsidi energi itu juga memaksa Fitch Ratings memangkas rating kredit Malaysia pada Juli tahun lalu.
Pemerintah juga mengklaim kontribusi konsumsi swasta berkontribusi lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB). Tidak hanya itu, reformasi sistem perpajakan berhasil mengurangi ketergantungan Malaysia terhadap pendapatan dari minyak mentah.