Bisnis.com, BEIJING – Pertumbuhan manufaktur China tumbuh pada laju lebih lambat dari yang diestimasikan oleh analis, menegaskan sektor ekspor dan konstruksi negara perekonomian terbesar kedua di dunia tengah melemah.
Berdasarkan data Badan Statistik Nasional dan Federasi Logistik dan Penjualan China, indeks pembelian manajer adalah 50,4. Data ini dipublikasikan Kamis (1/5) di Beijing. Sebelumnya, estimasi rata-rata dari survei Bloomberg News pada 38 analis adalah 50,5. Pada Maret lalu, indeks pembelian pada Maret adalah 50,4.
Perdana Menteri China Le Keqiang terus berupaya menghindari melemahnya ekonomi setelah pasar properti jatuh pada kuartal I/2014. Produk domestik bruto (PDB) China diproyeksikan tumbuh 7,3% tahun ini, nilai prediksi terlemah sejak 1990, seiring pengekangan kredit oleh pemerintah.
“Pelemahan pada pertumbuhan kita masih berlanjut,” kata ekonom Nomura Holdings Inc di Hongkong, Zhang Zhiwei. Menurutnya, salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah China adalah pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter untuk beberapa bulan ke depan.
Berdasarkan data indeks pembelian manajer pabrik, analis Societe Generale SA mengatakan bahwa nilai 50,4 merupakan indikasi pertumbuhan manufaktur China tengah mengalami perlambatan. Hal ini juga berimplikasi langusng pada pelemahan ekonomi yang mungkin berlanjut pada kuartal II/2014. Kuartal I/2014 lalu, GDP China tumbuh 7,4% dari kuartal sebelumnya.
Dewan pemerintahan China pada Selasa kemarin menyampaikan akan mengupayakan semaksimal mungkin langkah-langkah untuk mendorong penguatan perdagangan, melalui pembiayaan ekspor dan pemotongan harga. PM Li mengaku kebijakan ini tidak mudah, mengingat indeks permintaan ekspor jatuh ke nilai 49,1, jatuh dari indeks sebelumnya 50,1.