Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARI BURUH: Pekerja tuntut Kenaikan Upah, Pengusaha Siap Pakai Mesin

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan kalangan pengusaha bersiap melakukan transformasi teknologi dari tenaga manusia ke mesin jika buruh terus menuntut kenaikan upah setiap tahun.
Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo B. Sulisto /bisnis.com
Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo B. Sulisto /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan kalangan pengusaha bersiap melakukan transformasi teknologi dari tenaga manusia ke mesin jika buruh terus menuntut kenaikan upah setiap tahun.

Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto mengatakan transformasi teknologi dilakukan pengusaha karena jengah dengan tuntutan buruh yang meminta kenaikan upah. Sementara, produktivitas kerja masih utuh.

“Yang perlu diingat buruh, sekarang pengusaha punya kecenderungan untuk otomatisasi mesin. Artinya, yang semula menggunakan tenaga manusia beralih ke mesin. Makanya jangan memojokkan pengusaha terus,” papar Suryo kepada Bisnis.com, Kamis (1/5/2014).

Menurutnya, buruh bisa saja menuntut kenaikan upah ketika dibarengi dengan peningkatan produktivitas kerja.  Kenaikan upah itu, kata dia, harus melalui kesepakatan atau berdasarkan dengan ketentuan dari pemerintah. “Bila ada kenaikan, ya sewajarnya,” ujarnya.

Suryo mengatakan saat ini kondisi kalangan pengusaha dari berbagai sektor dihadapkan dengan beragam kendala yang dapat menggerus margin perusahaan dan pengurangan kapasitas produksi.

Kendala itu antara lain depresiasi rupiah terhadap dolar AS, bunga bank tinggi, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan harga listrik bagi industri golongan I-3 khusus go public sebesar 38,9% dan dan industri golongan I-4 sebesar 64,7% yang berlaku 1 Mei.

“Pengusaha serba dilema, satu sisi disupport untuk meningkatkan kapasitas produksi. Namun sisi lain terkendala masalah itu tadi, imbasnya daya saing menurun,” paparnya.

Suryo mengakui pengusaha merugi dengan adanya libur pada hari buruh atau may day. Kerugian masing-masing industri beragam, mulai dari terhambatnya pengiriman barang hingga menurunnya kapasitas produksi mencapai 5% bahkan lebih.

“Kan ada perusahaan yang menerapkan jam kerja hingga 24 jam. Nah, kalau 1 hari saja libur, tentu kerugian dialami pengusaha. Namun apa boleh buat, kami juga harus menghargai kebijakan pemerintah,” ujarnya.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Chris Canter mengatakan hari buruh memang harus dirayakan tapi bukan dengan berdemo yang menuntut kenaikan upah buruh.

“Boleh dirayakan asalkan tidak ada tuntutan kenaikan upah buruh, apalagi ditunggangi kepentingan politik,” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper