Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan dalam 10 tahun pemerintahannya.
Di hadapan peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2014, Rabu (30/4/2014), Kepala Negara menyampaikan keadaan ekonomi saat ini jauh lebih baik dari kondisi awal pemerintahannya pada 2004 yang dibayangi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita rendah.
Sepuluh tahun lalu, tuturnya, sektor riil lemah, pengangguran tinggi, utang ke Dana Moneter Internasional (IMF) mencapai Rp69 triliun dan kekurangan infrastruktur signifikan.
“Tentu, bukan karena kesalahan pemerintahan sebelumnya. Waktu itu, kita baru saja mengalami krisis. Kita baru keluar dari ICU,” ujarnya.
Namun dalam 10 tahun terakhir, tuturnya, produk domestik bruto (PDB) naik pesat dari Rp2.295 triliun menjadi Rp9.084 triliun. Capaian itu menempatkan pertumbuhan Indonesia berada di posisi tertinggi kedua setelah China di antara negara-negara G20.
Cadangan devisa pun berlipat dari US$36,3 miliar menjadi US$124,6 miliar.
Sementara itu, rasio utang pemerintah turun dari 56,6% menjadi 23% terhadap PDB pada 2013. Rasio itu relatif rendah dibandingkan dengan negara anggota G-20 lain, seperti Jerman yang 86,1%, Amerika Serikat 104,1% dan Inggris 107%.
“Puji dan syukur kepada Tuhan dan terima kasih kepada semua, banyak yang dapat kita capai selama 10 tahun ini,” katanya.
Dari sisi pendapatan negara, terjadi peningkatan empat kali lipat dari Rp403,4 triliun pada 2004 menjadi Rp1.667,1 triliun pada 2014.
Pendapatan per kapita pun meroket tajam dari US$1.188,4 menjadi US$3.490,1 per tahun. Pada saat yang sama, jumlah kelas menengah naik dari 37% menjadi 56,7%.
Padahal, ujar SBY, selama 2004-2014, perkembangan ekonomi tidak sepi dengan tantangan yang serius, seperti krisis harga minyak pada 2005, 2008 dan 2013; krisis keuangan global 2008-2009 dan tekanan ekonomi di negara berkembang (emerging markets) pada 2013.
Dalam kondisi kurang sehat, karena terserang batur, Presiden SBY masih bersemangat memberi arahan dalam acara Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) tersebut.
Kesempatan itu juga dijadikan ajang untuk berpamitan dan meminta maaf pada para menteri dan kepala daerah.
Dalam arahannya, SBY berulang kali batuk ringan. Momen resmi terakhir untuk bertemu dengan seluruh kepala daerah itu dimanfaatkan SBY untuk berpamitan. SBY juga sempat meminta maaf jika selama bertugas sebagai Kepala Negara ada hal yang tidak berkenan di hati para hadirin Musrenbangnas.