Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Tarik Investasi di Sulsel Sangat Rendah

Pengamat ekonomi dari Universitas Hasanuddin Makassar, Muhammad Syarkawi Rauf, mengatakan daya tarik yang diberikan kepada investor untuk menanamkan modal ke wilayah Sulawesi Selatan hingga saat ini masih rendah.
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo/JIBI
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo/JIBI

Bisnis.com, MAKASSAR -  Pengamat ekonomi dari Universitas Hasanuddin Makassar, Muhammad Syarkawi Rauf, mengatakan daya tarik yang diberikan kepada investor untuk menanamkan modal ke wilayah Sulawesi Selatan hingga saat ini masih rendah.

"Daya tarik investasi di suatu daerah sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur dasar, seperti pelabuhan yang efisien, jalan bebas hambatan, ketersediaan kawasan industri, infrastruktur telekomunikasi khususnya telekomunikasi data, kecukupan energi listrik," kata Syarkawi ketika dihubungi di Makassar, Minggu (27/4/2014).

Anggota KPPU Sulsel ini mengatakan daya tarik lainnya adalah kenyamanan beraktivitas, ketersediaan tenaga kerja dan birokrasi yang ramah dengan prinsip pelayanan yang cepat serta "no cost" atau paling tidak berbiaya murah.

"Tidak hanya itu, tingkat keterbukaan masyarakat terhadap pengusaha dari luar daerah juga sangat menentukan daya tarik investasi di suatu daerah," katanya.

Jika diamati satu persatu faktor-faktor di atas, ujar dia, di Sulsel hampir semuanya masih sangat buruk.

"Lihat saja kota Makassar sebagai pusat bisnis utama di Sulsel sangat jauh dari layak dibandingkan dengan kota Surabaya dan bahkan dengan kota Balikpapan di Kalimantan Timur. Tidak heran jika kota Balikpapan lebih menarik dari sisi investor dibandingkan kota Makassar," katanya.

Dia mengatakan berdasarkan data Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), sebagai pusat bisnis utama Sulsel seharusnya kota Makassar bisa lebih hijau, rapi, dan tidak semrawut atau kacau balau seperti sekarang.

"Makassar sangat jauh dari kondisi kota Surabaya yang rapi, hijau, bersih, dan aman. Lihat saja di sepanjang jalan-jalan utama di Makassar sangat jauh dari kesan sebagai kota international destinasi investasi," katanya.

Dia mengatakan hal-hal dasar seperti ini yang harus dibenahi jika Sulsel mau menjadi destinasi investasi utama di Indonesia. Belum Lagi tingkat keterbukaan pengusaha lokal terhadap pengusaha dari luar daerah yang rendah, seperti dalam kasus rencanaan investasi taksi Bluebird yang ditolak kalangan pengusaha lokal Makassar.

"Penolakan ini memperburuk Citra Makassar secara khusus dan Makassar secara umum sebagai tujuan investasi utama di Indonesia," katanya.

Syarkawi juga mengharapkan agar pemerintah provinsi lebih serius memikirkan alternatif transportasi barang dan manusia dari pedalaman Sulsel ke Kawasan Industri Makassar, seperti kereta api dan juga menambah ruas tol baru, sehingga bisa mencapai sekitar 150 kilometer ke Parepare.

"Pemerintah sudah harus lebih serius dalam menjadikan Pelabuhan Garongkong di Barru sebagai pelabuhan alternatif dan mendirikan kawasan industri pengolahan di sekitar pelabuhan," katanya.

Pemerintah, ujar dia, juga harus mendukung pembentukan kawasan industri baru di Jeneponto yang sudah diinisiasi pengembangannya oleh sektor swasta.

"Jika hal-hal seperti ini bisa diselesaikan maka saya sangat yakin Sulsel akan menjadi destinasi utama investasi di KTI dan Indonesia karena modal dasarnya sudah ada, letak geografis yang sangat strategis dan ketersediaan SDA yang banyak," katanya.

Pemda, ujar dia, juga perlu membuat desain kebijakan yang lebih pro bisnis dengan duduk bersama dengan Kadin serta mengundang perwakilan dagang negara sahabat ke Makassar.

"Perusahaan berbasis industri pengolahan SDA kalau perlu dikumpulkan di Makassar dan didengar keinginanannya sehingga mereka bersedia beraktivitas di Kawasan Industri Makassar," katanya. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper