Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Australia Melambat, Mata Uang Kuat

Inflasi ekonomi Australia melambat kuartal pertama 2014, mendorong mata uang Negeri Kangguru pada tingkat lebih rendah seiring investor yang menarik diri akibat kemungkinan naiknya suku bunga.
Australia / Bloomberg
Australia / Bloomberg

Bisnis.com, SYDNEY - Inflasi ekonomi Australia melambat kuartal pertama 2014, mendorong mata uang Negeri Kangguru pada tingkat lebih rendah seiring investor yang menarik diri akibat kemungkinan naiknya suku bunga.

Biro Statistik Australia di Sydney pada Rabu (23/4/2014) mengumumkan rata-rata harga inti naik 0,5% dari kuartal sebelumnya. Sebelumnya, perkiraan rata-rata kenaikan harga oleh ekonom adalah 0,7%. Indeks harga konsumen naik 0,6% dari 3 bulan sebelumnya, lebih rendah dari prediksi ekonom yaitu 0,8%.

Adapun bank sentral Australia menargetkan inflasi rata-rata 2%-3%.

Data ini meredam spekulasi atas lonjakan harga rumah dan bangunan, serta jatuhnya angka pengangguran akan mendorong Gubernur Bank of Australia Glenn Stevens untuk menaikkan tingkat suku bunga dari rekor terendah saat ini, yaitu 2,5%.

Para pengambil kebijakan Australia telah mengurangi pinjaman sebesar 2,25% sejak akhir 2011 seiring meningkatnya kekuaan dolar yang memicu pertumbuhan dan ledakan investasi pada pertambangan.

“Dalam waku dekat, bank sentral masih akan mempertahankan tingkat suku bunga rendah. Kami benar-benar mengecek inflasi,” kata Savanth Sebastian, ekonom Commonwealht Bank of Australia di Sydney.

Inflasi domesik unuk barang-barang dan pelayanan yang tidak diimpor seperti peralatan rumah dan makanan cepat saji, meningkat 3,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Barang-barang impor seperti peralatan elektronik dan pakaian, meningkat 2,6%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper