Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelecehan Seksual di Sekolah: Adakah Korban Guru Pedofilia Ini di Indonesia?

Di tengah masih hangatnya berita soal pelecehan seksual terhadap anak TK di Jakarta International School, FBI merilis data pelaku pelecehan seks di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Pelaku Pedofilia: Foto Willian James Vahey tahun 2013/fbi.gov
Pelaku Pedofilia: Foto Willian James Vahey tahun 2013/fbi.gov

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah masih hangatnya berita soal pelecehan seksual terhadap anak TK di Jakarta International School, FBI merilis data pelaku pelecehan seks di sejumlah negara termasuk Indonesia.

Dalam situs web www.fbi.gov dengan juduk Seeking Information, international child exploitation case, FBI merilis nama William James Vahey mantan guru sejarah dunia dan geografi yang dikenal sebagai pedofil pemangsa anak.

“FBI meminta bantuan publik untuk mengidentifikasi korban-korban dari tersangka pelaku pemangsa anak yang mengajar di sekolah swasta Amerika di sembilan negara mulai tahun 1972 dan para korbannya -- diyakini sebagai anak laki-laki berusia antara 12 dan 14 tahun – yang mungkin saja selama ini tidak memperhatikan apa yang terjadi kepada mereka,” demikian tulisan di laman FBI, Selasa (22/4/2014).

William James Vahey, 64, adalah warga Amerika Serikat yang pernah dipenjara di California pada 1969 karena kasus pelecehan anak, mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri bulan lalu.

Vahey mengakhiri hidupnya setelah bosnya memergoki di flash disk miliknya berisi gambar-gambar pornografi anak laki-laki yang terkesan sedang mabuk.

Temuan porno itu diketahui saat Vahey masih berstatus sebagai guru sejarah dunia dan geografi di kelas sembilan sekolah Amerika Nikaragua di Managua.

Saat dikonfrontasi tentang gambar porno tersebut oleh pejabat sekolah, Vahey mengaku bahwa ia telah melakukan pelecehan seksual kepada anak. Tindakannya memangsa anak laki-laki itu telah dilakukannya sepanjang hidup. Caranya, Vahey memberi obat tidur kepada calon korbannya.

Flash disk itu setidaknya berisi gambar 90 korban Vahey, ujar Agen Khusus Patrick Fransen .

Foto-foto dengan data tanggal dan lokasi itu ternyata terkait dengan program kunjungan lapangan yang dilakukan Vahey bersama para siswa mulai tahun 2008 .

Namun , penyelidikan FBI mengungkapkan bahwa Vahey menjadi pendamping siswa pada program karya wisata sejenis sepanjang karirnya .

Fransen , yang selama 16 tahun berkarir di FBI khusus menangani kasus kejahatan terhadap anak-anak , mencatat bahwa Vahey telah mengajar di sekolah-sekolah Amerika di luar negeri sejak tahun 1970-an .

"Saya khawatir bahwa ia mungkin telah memangsa banyak siswa lain sebelum tahun 2008 , " katanya .

"Saya belum pernah melihat kasus lain di mana seorang individu mungkin telah mencabuli banyak anak selama periode waktu yang panjang, " lanjut Fransen.

Pada titik ini, penyelidik mengidentifikasi dan menghubungi para korban yang fotonya terdapat pada flash disk milik Vahey.

“Mereka yang diyakini telah menjadi korban didorong untuk tampil memberi kesaksian - tidak hanya untuk membantu penyidikan tetapi untuk mendapatkan bantuan melalui kantor Bantuan Korban kami,” ujar pernyataan FBI.

Disebutkan bahwa kuesioner rahasia tersedia untuk siapa pun merasa mungkin telah menjadi korban Vahey atau bagi siapa pun yang memiliki informasi tentang perilaku Vahey, sang pemangsa anak-anak.

Selain mengajar , Vahey juga melatih tim basket putra di sejumlah sekolah tempat ia mengajar .

Vahey yang tampil sebagai guru yang populer dan sangat dihormati itu secara rutin menyelenggarakan program kunjungan lapangan di malam hari dan mengkoordinasi jadwal para siswa termasuk menyusun tugas membereskan kamar.

"Dia memiliki akses ke anak-anak karena posisinya," kata Fransen .

"Dia menciptakan sebuah sistem yang memberinya kesempatan dan peluang untuk melakukan pelecehan terhadap anak-anak . Cara dia melakukan tindakannya – saat anak-anak itu tidak sadar - mungkin telah menghambat mereka untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi , sehingga mustahil bagi mereka untuk maju memberi kesaksian atas pelecehan seksual tersebut," tambah Fransen.

Berdasar pengakuannya sendiri , Vahey memasukkan obat tidur ke minuman para korbannya. Namun begitu, penyelidik ingin mempelajari lebih lanjut metode dan obat apa yang mungkin digunakan Vahey. FBI berharap masyarakat dapat membantu memberi informasi.

Vahey tercatat melakukan perjalanan ke sejumlah negara dalam empat dekade terakhir , mengajar di sekolah-sekolah Amerika di Nikaragua, Inggris , Venezuela, Indonesia, Arab Saudi , Yunani , Iran , Spanyol , dan Lebanon.

Para korbannya anak-anak multinasional . Murid-murid di sekolah Amerika itu selain warga negara asing , juga terdiri dari anak-anak para diplomat Amerika , anak-anak personel militer As yang ditempatkan di luar negeri , dan warga Amerika lainnya yang bekerja di luar negeri .

As the investigation unfolds, the FBI continues to work with our international partners in the affected countries through our legal attaché offices and the U.S. Department of State. “At this time, investigators have no knowledge that Vahey shared or traded any of the pornographic material he made,” Fransen said. “But his suicide left a lot more questions unanswered than answered.”

FBI terus bekerja sama dengan mitra internasional di negara-negara yang terkena dampak prilaku Vahey melalui kantor-kantor atase dan Departemen Luar Negeri AS.

"Pada saat ini , para penyelidik tidak memiliki informasi apakah Vahey membagikan atau memperdagangkan salah satu materi pornografi yang dibuatnya , " kata Fransen .

Sayanya, penyelidik tak bisa mengungkap lebih banyak hal dari Vahey yang nekad bunuh diri.

"Aksi bunuh diri yang dilakukannya meninggalkan lebih banyak pertanyaan yang belum terjawab, " ujar Fransen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : www.fbi.gov
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper