Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin menyampaikan bahwa negaranya menilai rencana pemberian sanksi ekonomi oleh AS sebagai tindakan yang tidak berdasar.
Pekan lalu, Amerika Serika memaksa Rusia menarik mundur tentaranya dari Ukraina. Jika tidak segera dilakukan, AS memaksa dengan rencana memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia. Salah satunya, pembekuan rekening petinggi Rusia di luar negeri.
“Menurut kami, sanksi tersebut tidak ada prospektifnya, tidak memberikan solusi kepada semua pihak yang terlibat,” kaa Galuzin di kediamannya di Jakarta Rabu (23/4/2014).
Menuru Galuzin, perilaku negara-negara barat saat ini mengherankan pihak Rusia karena dinilai tidak solid. “Mereka menuduh kami atas segala apa yang terjadi di Ukraina,” katanya.
Pada 17 April 2014, Menteri Luar Negeri Rusia, Ukraina, Amerika Serikat dan perwakilan Uni Eropa mengadakan pertemuan di Jenewa. Pertemuan ini membahas mengenai langkah konkret untuk menyelesaikan konflik Ukraina.
Langkah tersebut, pertama, menyeterilkan Ukraina dari aksi kekerasan, intimidasi, dan provokasi. Kedua, bangunan-bangunan harus dikembalikan kepada pemiliknya. Ketiga, pemberian amnesti pada protestor. Keempat, sepakat mengedepankan kepentingan ekonomi dan stabilitas kondisi keuangan di Ukraina.