Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang-AS Masih Gantung Kesepakatan Perdagangan

Bisnis.com, TOKYO Selasa (22/4), sehari sebelum presiden Amerika Serikat Barack Obama berkunjung, pemerintah Jepang menyampaikan masih ada cara yang dapat dilakukan sebelum mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS.
Hiroshi Oe (kanan) dan Representatif Bidang Perdagangan US, Wendy Cutler / Reuters
Hiroshi Oe (kanan) dan Representatif Bidang Perdagangan US, Wendy Cutler / Reuters

berkunjung,  pemerintah Jepang menyampaikan masih ada cara yang dapat dilakukan sebelum mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS.

Kesepakatan antara AS-Jepang dinilai penting untuk kemitraan Trans Pasifik (Trans-Pacific Partnership-TPP) yang akan membentang dari Asia hingga ke Amerika Latin. Kesepakatan TPP adalah kebijakan sentral Obama untuk memperluas kehadiran AS di perdagangan Asia.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga telah menyebut TPP sebagai elemen utama dari kebijakan ekonominya untuk meningkatkan pertumbuhan dan menyudahi ekonomi Jepang yang stagnan.

Dalam beberapa hari, pembicaraan mengenai TPP terus terdengar, namun para pejabat dari kedua pihak seolah mengecilkan kemungkinan untuk mencapai kesepakatan tersebut  sebelum kunjungan Obama di Jepang. Hal ini menimbulkan keraguan tentang tindak lanjut penyusunan pakta perdagangan tersebut.

“Kami masih memiliki beberapa hal yang belum didiskusikan,” kata Kepala Negosiasi Jepang, Hiroshie Oe di Tokyo.

AS pada dasarnya ingin Jepang membuka hasil beras, daging sapi dan babi, susu, serta gula. Produk-produk yang merupakan sektor-sektor penting yang Abe berjanji akan terus dipertahankan.

Sementara itu Jepang ingin AS menurunkan 2,5% tarif pada impor kendaraan jenis mobil penumpang dan 25% pada truk ringan.

Menteri Ekonomi Jepang Akira Amari menyampaikan, kesepakatan antara kedua negara tersebut mungkin akan diumumkan pada pertemuan Abe dan Obama pekan ini. Obama dijadwalkan akan terus berada di Tokyo hingga Jumat mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Sumber : reuters.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper