Bisnis.com, BRASILIA – Di samping persoalan stadion yang belum selesai dan perkiraan sesaknya bandara, pergelaran Piala Dunia 2014 menyumbang persoalan lain bagi pengambil kebijakan Brasil, yaitu ancaman inflasi.
Kedatangan sekitar 600.000 turis mancanegara selama pelaksanaan pesta pecinta bola yang akan dimulai pada pertengahan Juni nanti jelas menjadi penyebab substansial tingginya harga tiket penerbangan, kamar hotel, dan sajian restoran.
Ketiganya merupakan penyumbang 10% taksiran yang menentukan harga konsumen. Hal ini menimbulkan masalah bagi Presiden Brasil Dilma Rousseff, karena inflasi negara itu saat ini sudah menyentuh angka 6,19%.
“Pergelaran Piala Dunia akan membebani pemerintah dalam banyak hal,” kata Reginaldo Nogueira, profesor ekonomi di institut bisnis Ibmec di Belo Horizonte, Senin (21/4/2014).
Meski pemerintah mengharapkan pergelaran Piala Dunia akan menambah separuh dari persentase pertumbuhan ekonomi melalui ribuan kesempatan kerja, peningkatan inflasi, dan pertumbuhan yang stagnan lemah lebih mengkhawatirkan pemerintah Brasil.
Kondisi ini juga mengikis popularitas Roussef. Padahal, dia hendak maju kembali dalam pemilihan presiden Oktober mendatang.
Nogueira mengatakan, lonjakan harga dari Piala Dunia akan membuat cita-cita Brasil yang menargetkan tingkat inflasi pada 2014 berkisar 2,5-6,0% menjadi sulit diraih.
Beberapa ekonom Brasil yakin inflasi akan melonggar setelah Piala Dunia berakhir pada Juli. Namun, Pemerintah Brasil tetap khawatir tingginya harga akan berlanjut dan terus mengganggu konsumen.
Pejabat Pemerintah Brasil menyampaikan kepada Reuters, pemerintah telah mencoba menyumbat kenaikan harga listrik dan bensin, tetapi ini dinilai tidak mampu menanggulangi harga-harga yang melonjak selama Piala Dunia.