Bisnis.com, BEIJING – Masyarakat China, seperti ditunjukkan oleh warga di Maoming, menolak rencana pembangunan pabrik petrokimia yang akan memproduksi paraxylene (PX), bahan kimia untuk pembuatan serat poliester dan plastik. Mereka menggelar demonstrasi.
Masalahnya, sektor minyak dan petrokimia yang didominasi negara China telah memiliki catatan keamanan yang buruk dalam dekade terakhir.
Kecelakaan meliputi ledakan sumur gas di kotamadya luas dari Chongqing pada 2003 yang menewaskan 234 orang, kebocoran kimia ke sungai di Jilin pada 2005 yang meracuni air minum, dan ledakan pipa di Qingdao yang menewaskan 62 orang pada November 2013.
"Alasan mengapa industri telah kehilangan kredibilitasnya, bukan karena tidak dilakukan public relations atau pekerjaan pendidikan dengan baik, tetapi karena kecelakaan itu berulang-ulang," kata Ma Jun, kepala Institute of Public Affairs & Lingkungan, sebuah kelompok lingkungan hidup independen.
China masih sangat bergantung pada impor PX. Tahun lalu, China mengimpor lebih dari 9 juta metrik ton senilai US$ 18 miliar, terutama dari Korea Selatan, Singapura dan Jepang, melebihi output domestik sebesar 8,3 juta metrik ton.
Demonstrasi di enam kota di China sejak 2007 terhadap rencana untuk tanaman PX, memaksa setidaknya satu pabrik pindah dan dua lain dibatalkan.
Promosi di televisi dan media online telah berusaha untuk meyakinkan publik atas keselamatan PX .
Salah satu siaran CCTV menunjukkan seorang pria setengah baya mengambil jalan di sebuah taman tepi pantai di Singapura, di seberang dari hub kimia negara kota dari Jurong Island, mengatakan ia suka berjalan di taman karena "udara segar" .
Sebuah cerita CCTV berjudul Untukmu Tentang Kebenaran di PX mengatakan bahwa negara-negara seperti Amerika Serikat tidak memperlakukan PX sebagai bahan kimia beracun.
