Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Negara Paling Bahaya Bagi Wartawan, Suriah Teratas

Suriah masuk kelompok negara paling berbahaya bagi wartawan menurut organisasi pembela hak-hak wartawan yang berbasis di AS, Rabu (17/4/2014), saat menerbitkan indeks impunitas tahunan yang melacak kasus pembunuhan wartawan yang belum terselesaikan.
Jurnalis Perancis Giles Jacquier terlihat dalam gambar tak bertanggal yang dirilis Televisi Perancis, Rabu (11/1). Jacquier sang kamerawan merupakan salah satu orang yang tewas di pusat kota Suriah, Homs dan menjadi jurnalis barat pertama yang tewas dalam kerusuhan selama 10 bulan di Homs. /bisnis.com
Jurnalis Perancis Giles Jacquier terlihat dalam gambar tak bertanggal yang dirilis Televisi Perancis, Rabu (11/1). Jacquier sang kamerawan merupakan salah satu orang yang tewas di pusat kota Suriah, Homs dan menjadi jurnalis barat pertama yang tewas dalam kerusuhan selama 10 bulan di Homs. /bisnis.com

Bisnis.com, NEW YORK - Suriah masuk kelompok negara yang paling berbahaya di dunia bagi wartawan menurut organisasi pembela hak-hak wartawan yang berbasis di AS, Rabu (17/4/2014), saat menerbitkan indeks impunitas tahunan yang melacak kasus pembunuhan wartawan yang belum terselesaikan.

Komite untuk Melindungi Wartawan (CPJ) yang berbasis di New York itu melaporkan "peningkatan jumlah pembunuhan yang ditargetkan" pada wartawan di Suriah sebagai suatu ancaman baru pada wartawan yang beroperasi di negara yang dilanda perang itu.

"Dengan jumlah penculikan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tingginya tingkat kematian dalam pertempuran dan baku tembak, Suriah sudah masuk dalam kelompok negara yang paling berbahaya di dunia bagi wartawan," kata CPJ, seperti dilaporkan AFP.

Irak tetap berada di puncak daftar itu dengan catatan terburuk untuk penyelesaian kasus pembunuhan wartawan. Somalia berada di posisi kedua dan posisi ketiga adalah Filipina, menurut pengawas itu.

Irak, dengan 100% impunitas dalam 100 kasus, berada dalam daftar peringkat itu sejak survei dimulai pada 2008.

Sejak saat itu, 2012 adalah tahun pertama tidak ada wartawan yang tewas sehubungan dengan pekerjaan mereka di Irak, tapi pada 2013 terjadi lonjakan sampai 10 kasus pembunuhan wartawan, sembilan di antaranya dibunuh, kata CPJ .

Ada empat kasus pembunuhan baru di Somalia pada 2013.

"Kelompok pemberontak bersenjata telah meneror media di luar jangkauan lembaga hukum Somalia yang rapuh, tapi pemerintah juga telah gagal untuk menyelidiki serangan oleh sumber lain secara memadai , " kata CPJ.

Daftar Impunitas itu menghitung jumlah kasus pembunuhan wartawan yang belum terpecahkan dengan persentase penduduk suatu negara.

Hanya negara-negara dengan lima atau lebih kasus yang belum terpecahkan masuk dalam indeks itu. Tahun ini , 13 negara memenuhi kriteria itu sementara tahun lalu 12 negara, kata CPJ .

Badan pengawas itu mengatakan 96% dari korban adalah wartawan lokal, yang sebagian besar meliput isu politik, korupsi dan perang.

Berikut adalah daftar 13 negara tempat setidaknya lima wartawan telah dibunuh pada 2004-2013 tanpa satu pun pelaku yang dihukum.

Angka dalam kurung mengacu pada jumlah pembunuhan pada tahun 2013 kecuali dinyatakan lain.

1. Iraq 100 ( + 9 )

2. Somalia 26 ( 4 )

3. Filipina 51 ( +3 )

4. Sri Lanka 9

5. Suriah 7 sejak 2012

6. Afghanistan 5

7. 16 Meksiko 16

8. Kolombia 6 ( 1 )

9. Pakistan 22

10. Rusia 14 ( +2 )

11. Brazil 9 ( +3 )

12. Nigeria 5 sejak 2009

13. India 7 ( +2 )


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper