Bisnis.com, LONDON - Perusahaan konsultasi manajemen global AT Kearney merilis laporan statistik Global Cities Index. AT Kearney menghimpun penilaian dari beberapa aspek yaitu aktivitas bisnis, sumber daya manusia, pertukaran informasi, dan keterlibatan dalam politik internasional.
Tahun ini, Beijing masuk top 10 kota berdaya tarik tertinggi secara global. Kemampuan Beijing dalam membangun investasi bisnis membawanya layak pada posisi ini.
China mendarat di urutan kedelapan dari 84 negara, naik dari posisi 14 pada 2 tahun lalu, dan posisi 12 di 2008. Kemajuan ekonomi Shanghai dan Guangzhou, memengaruhi skor China.New York dan London berada di urutan teratas untuk keempat kalinya.
"Apa yang kami pantau selama ini yaitu aktivitas bisnis yang kuat dan pengaruh politik yang juga kuat. China adalah contoh sempurna atas kerja kombinasi keduanya," kata Andreas Mendoza Pena, koordinator AT Kearney di Chicago, Sabtu (13/4/2014).
Menurut AT Kearney, Beijing masuk ke top 10, merupakan hal tak biasa. Sejak 2008, hanya 23 kota yang konsisten menempati top 20. Pada 20 urutan berikutnya biasanya diikuti oleh 28 kota berbeda dan 33 kota berkutat di urutan 41-60.
Indeks ini disusun berdasarkan kemampuan berbagai kota untuk menarik dan mempertahankan investasi. Sepuluh kota teratas adalah Paris, Tokyo, Hong Kong, Los Angeles, Chicago, Singapura, dan Washington. Brussel dan Seoul keluar dari 10 besar.
"Posisi top 10, merupakan kompetisi yang amat ketat. Seluruh kota mengalami perkembangan signifikan. Meski berada di puncak, New York hanya memenuhi 60% sebagai contoh sempurna," kata Mendoza Pena.
Sementara itu, Eropa dan Asia Pasifik masing-masing memiliki 7 kota yang berada di posisi 20 besar, lebih banyak dari Amerika yang berjumlah 6 kota. Meskipun tengah dilanda krisis politik, Kairo memimpin kota-kota di Afrika.
Kota yang melompat cukup signifikan adalah Istanbul, bertolak dari urutan ke-28 menjadi urutan ke-37. Boston dan Zurich jatuh 6 posisi menjadi posisi ke-21 dan ke-31. Boston tampaknya gagal dalam kebijakan makanan dan sinkronisasinya dengan kondisi politik.
