Bisnis.com, JAKARTA - Pasca pemilu legislatif 9 April, partai politik saling beradu cepat dalam menentukan strategi menghadapi Pemilihan Presiden pada 9 Juli mendatang.
Seperti apa peta koalisi partai politik menjelang Pilpres) ? Pengamat politik UGM Ary Dwipayana menganalisis sejumlah kemungkinan konfigurasi parpol.
Menurutnya, konsolidasi di antara parpol terus berlangsung hingga kini. Lobi-lobi politik terus berjalan mengingat tidak satu pun parpol yang bisa mengusung sendiri calon presiden (capres) karena tidak terpenuhinya ambang batas 25% suara sah secara nasional meski masih berdasarkan hasil hitungan cepat.
Ary memprediksi kemungkinan PDI-P akan menggandeng Nasdem dan PKB sehingga bisa mengumpulkan kekuatan sekitar 35% suara. Koalisi itu bertujuan untuk membentuk pemerintahan dengan koalisi terbatas namun kuat.
Sedangkan Partai Golkar cenderung berkoalisi dengan Partai Demokrat, PAN dan Hanura dan kemungkinan PKPI karena kemiripan platform dan kedekatan ideologi.
Menurut Ary, akan sulit bagi PKPI dan Hanura untuk merapat ke Gerindra karena alasan psikologis.
Lalu bagaimana dengan Partai Gerindra? Menurutnya, partai menengah seperti PPP dan PKS berpeluang berkoalisi dengan Gerindra meski kemungkinan akan menimbulkan sedikit konflik di internal partai.
Namun demikian Ary menegaskan mengingat partai menengah dan kecil sangat menentukan maka bukan tidak mungkin akan ada kejutan pragmatis yang dilakukan partai menengah kecil seperti PBB.