Bisnis.com, WASHINGTON—Blok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) bersiap untuk mengoperasikan bank pembangunan yang akan mendukung aktifitas ekonomi di antara negara yang tergabung dalam blok tersebut.
Menteri Keuangan Afrika Selatan Pravin Gordhan mengatakan lima negara yang tergabung dalam BRICS sepakat untuk mendirikan sebuah bank. Rencananya, bank tersebut akan mendukung pembiayaan proyek infrastruktur.
Pasalnya, proyek infrastruktur BRICS seringkali terkendala oleh kesepakatan terkait pembiayaan, manajemen, dan kantor pusat sehingga menunda implementasi proyek itu.
Grup tersebut menargetkan para pemimpin BRICS akan segera membuka bank itu pada pertemuan Juli tahun ini di Brazil. Pembangunan bank tersebut diharapkan mampu mempercepat terlaksananya proyek infrastruktur yang sempat tertunda.
Pembiayaan memang merupakan fokus utama BRICS, apalagi grup tersebut mengalami ketidakstabilan ekonomi akibat kebijakan normalisasi moneter Amerika Serikat. Pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat juga menyebabkan ‘terbangnya’ dana dari emerging markets.
“Kami telah melakukan banyak kemajuan dan hampi semua dokumen formal sudah siap terkait pembangunan bank baru ini,’ ungkap Gordhan di Washington, Kamis (10/4).
Meskipun begitu, dirinya mengakui masih ada beberapa isu yang belum bisa diselesaikan hingga saat ini. Tetapi, Gordhan berharap isu-isu tersebut dapat segera dibicarakan pada pertemuan Juli mendatang.
Sebuah sumber BRICS yang tidak bersedia disebutkan namanya, untuk modal awal untuk bank itu memperlukan dana lebih dari US$100 miliar. Rusia sendiri berpendapat setiap negara dapat berkontribusi secara seimbang, masing-masing 20% dari total dana awal yang dibutuhkan.
Rencana pembangunan tersebut pertama kali didengungkan pada 2012 dan mulai disetujui oleh komite BRICS tahun lalu di Afrika Selatan. Selain pembangunan bank pembangunan, BRICS juga berencana untuk menggelontorkan dana senilai US$100 miliar untuk melindungi mata uang dari volatilitas pasar.
“Untuk kesepatan modal, kemajuan mencapai 90% sedangkan persiapan dokumen resmi sudah 100%,” tekan Gordhan.