Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daihatsu Ayla Mulai Gerus Pasar Xenia di Balikpapan

Penjualan Daihatsu Ayla yang merupakan kendaraan LCGC, mulai menggerus segmen konsumen Daihatsu Xenia yang selama satu dekade menjadi andalan di mobil penumpang.
Ayla/Bisnis.com
Ayla/Bisnis.com

Bisnis.com, BALIKPAPAN--Penjualan Daihatsu Ayla yang merupakan kendaraan LCGC, mulai menggerus segmen konsumen Daihatsu Xenia yang selama satu dekade menjadi andalan di mobil penumpang.

Kepala Cabang PT Astra International Tbk. - Daihatsu Cabang Balikpapan Budhi Krisnanto mengatakan penjualan Daihatsu Ayla hingga kuartal I/2014 tercatat 93 unit atau 27% dari total penjualan 345 unit.

Adapun, penjualan Daihatsu Xenia sepanjang kuartal I/2014 tercatat 60 unit atau 17% dari total penjualan.

“Memang penjualan LCGC agak mengiris market Xenia yang berada di segmen low MPV,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (10/4/2014).

Pasar yang terbentuk dari segmen LCGC menurutnya sudah mulai terlihat karena merupakan segmen pemula.

Kecuali untuk kendaraan operasional kantor yang bermuatan lebih banyak, banyak para keluarga muda yang memilih Daihatsu Ayla sebagai kendaraan sehari-hari.

Selain itu, persaingan antarpabrikan di segmen low MPV semakin sengit seiring dengan banyaknya varian yang muncul tahun lalu.

Hal ini, turut memperbesar market hingga ada pertumbuhan sebesar 8% pada 2013. Namun, karena banyaknya pabrikan yang bermain sehingga ada saling gerus antar produk yang ditawarkan.

Budhi menyebutkan secara rata-rata penjualan Daihatu Ayla bisa mencapai 35 unit per bulan.

Karena suplai yang direncanakan hanya sebesar 20 unit per bulan, Daihatsu Balikpapan pun meminta tambahan suplai untuk dapat memenuhi permintaan unit tersebut.

“Kalau inden sekarang selama 1 bulan. Kalau dengan spesifikasi khusus misalnya jenis tertentu dengan warna tertentu bisa menunggu sampai dua bulan,” tuturnya.

Dia menyebutkan pola penjualan yang sudah terbentuk mulai dari produksi, distribusi hingga ke konsumen menyebabkan masa tunggu sudah tidak terlalu lama.

Budhi menyebutkan potensi segmen LCGC masih akan terbuka lebar di masa depan.

Contohnya, penggunaan bahan bakar nonsubsidi untuk kendaraan segmen tersebut menurutnya justru masih menguntungkan.

Bahan bakar nonsubsidi yang memiliki bilangan oktan yang lebih baik akan lebih ramah terhadap spareparts sehingga masa pakainya lebih lama.

Selain itu, tingkat polusi pun akan lebih rendah karena bilangan oktan yang tinggi membuat pembakaran lebih sempurna.

“Justru dengan menggunakan bahan bakar non subsidi akan lebih baik lagi. Kami juga sudah mengedukasi melalui penyediaan Pertamax ketika pengiriman pertama kepada konsumen,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper