Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Asisten Gus Dur: Konflik itu Cara Kaderisasi

Asisten Pribadi Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 2001-2009, Sulaiman menyebutkan bahwa konflik merupakan cara tokoh pluralisme itu untuk melakukan kaderisasi pemimpin.
Tak ada niat dan sikap untuk membenci dan memusuhi /bisnis.com
Tak ada niat dan sikap untuk membenci dan memusuhi /bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA - Asisten Pribadi Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 2001-2009, Sulaiman menyebutkan bahwa konflik merupakan cara tokoh pluralisme itu untuk melakukan kaderisasi pemimpin.

"Gus Dur sengaja menciptakan konflik untuk menyiapkan kader-kadernya agar siap menjadi pemimpin," kata Sulaiman dalam Bedah Buku Gus Dur ya PKB, PKB ya Gus Dur di Surabaya, Sabtu (5/4/2014).

Selain Sulaiman, acara yang diselenggarakan Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) Garda Bangsa dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Jatim itu menghadirkan Bambang Susanto (dari DPP PKB) dan Mas'ud Adnan (wartawan/penulis).

Lain halnya dengan testimoni dari Bambang Susanto. "Gus Dur adalah pendiri PKB, karena itu konflik antara PKB dan Gus Dur sangat mungkin bentukan orang-orang berkepentingan," katanya.

Hingga saat ini, katanya, tidak ada kader PKB yang berkonflik dengan Gus Dur semasa hidupnya, kecuali ada yang mengembuskan. "Seperti konflik Muhaimin-Gus Dur, Muhaimin tidak pernah bermusuhan dengan Gus Dur," katanya.

Sementara itu, penulis buku-buku tentang Gus Dur, HM Mas'ud Adnan mengatakan buku yang merupakan testimoni dari Gus Yusuf, Moch Munib Huda, Bambang Susanto dan Sulaiman itu menarik untuk membedah konflik PKB-Gus Dur yang sengaja dimunculkan akhir-akhir ini.

"Saya sendiri punya cerita mirip terkait konflik Gus Dur dengan Muhaimin sebagai bagian dari dramaturgi yang dikonstruksi oleh Gus Dur sendiri," katanya.

Ia bercerita suatu waktu Gus Dur dan Muhaimin hadir di suatu acara di sebuah wilayah di pegunungan. Di situ, keduanya hadir atas undangan seorang kiai.

"Kiai itu bermaksud mendamaikan Gus Dur dan Muhaimin, tapi acara itu batal setelah Gus Dur menyampaikan bahwa tidak ada apa-apa antara dirinya dengan PKB maupun Muhaimin. Menariknya, setelah pulang, Gus Dur dan Muhaimin satu pesawat dan tidak apa-apa," katanya.

Soal Gus Dur dan para elit PKB, seperti Muhaimin dan Nahrawi, tidak ada sikap untuk membenci atau memusuhi. "Karena mereka adalah kader-kader Gus Dur dan yang satu pemikiran dan sikap dengan Gus Dur. Jadi, Gus Dur harus dibedakan antara di panggung politik dengan di luar politik," katanya.

Hal itu dibenarkan Sekjen DPP PKB Imam Nahrawi yang juga hadir dalam acara itu. Mantan Ketua DPW PKB Jatim itu menceritakan saat Gus Dur sakit dan dirinya dipanggil Gus Dur ke rumah sakit. "Gus Dur bilang ke saya, 'Mas Imam, saya akan membekukan PKB Jatim'. Saya tanya, 'Alasannya apa Gus?' Gus Dur bilang, 'karena banyak orang yang mau menjadi Ketua PKB Jatim'".

Namun, isu yang berkembang waktu itu bahwa PKB Jatim dibekukan karena dirinya suka memeras. "Lalu ada yang membesarkan hati saya, sabar, sabar. Jadi, saya diajari oleh Gus Dur bahwa menjadi seorang politisi harus sabar".

Oleh karena itu, ia bertekad memperjuangkan partai yang didirikan Gus Dur itu. "Presidennya harus dari PKB. Yang paling penting menterinya juga harus dari PKB, terutama Menteri Pendidikan karena lembaga pendidikan milik NU di bawah LP Ma'arif paling banyak di Indonesia, tapi selama ini diabaikan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper