Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Agama Suryadharma Ali menerangkan program tabungan umroh yang digagas Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) tidak akan mematikan biro perjalanan, tetapi dimaksudkan untuk melindungi jemaah dari penipuan.
“Esensinya, menjaga keselamatan dan keamanan uang jemaah yang punya animo untuk melaksanakan ibadah umroh,” kata Suryadharma Ali saat memberi sambutan pada peluncuran (lauching) web Ditjen PHU, Siskohat Generasi Kedua, Diretori Haji Khusus dan Umroh 2014, dan Tabung Umroh di Jakarta, Kamis (3/4/2014 ).
Program Tabung Haji, lanjut Menag, tidak akan mengganggu pihak swasta sebagai penyelenggara ibadah umroh. Jika jemaah menabung dengan atas nama rekening Menteri Agama, ke depan untuk pelaksanaannya tetap diserahkan kepada swasta.
Pemerintah hanya menghimpun dana dan melindungi uang umat muslim yang hendak melaksanakan umroh. Adapun jika ada bunga bank, itu tetap menjadi hak Jemaah. Ke depan, pelaksanaan umroh melalui Tabung Umroh itu akan dibuat kelas per kelas, sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Bagaimana pengaturannya, menurut Menag, akan diatur kemudian.
“Tabung Umroh tersebut akan dibuka di 17 bank syariah Bank Penerima Setoran (BPS). Ke-17 BPS tersebut juga sudah ditetapkan sebagai penerima setoran awal dana haji,” ujar Menag dalam laman Kemenag.
Dengan cara itu, lanjut Menag, dimaksudkan agar masyarakat Muslim lebih terangsang untuk melaksanakan umroh. Setiap tahun Jemaah yang punya minat umroh sekitar 500 ribu orang dan ini potensial sebagai untuk menjalankan wisata relegius.
Ketimbang melaksanakan wisata yang sifatnya hedonis, glamor dan hura-hura, menurut Menteri Agama, tentu akan lebih baik diarahkan untuk melaksanakan wisata religius.
“Kita pindahkan wisata ke Mekkan dan Madinah. Ini akan berdampak pada perbaikan ahlak bagi anak,” ujar Ali.
Jadi, wisata relegius ini diharapkan dapat menyertakan semua lapisan masyarakat. Termasuk anak usia dini. “Daripada wisata ke Hongkong,” paparnya.