Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Jabar Kewalahan Penuhi Permintaan Padi Organik

Petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat kewalahan memenuhi permintaan beras ekspor akibat semakin menurunnya produksi karena berkurangnya jumlah petani yang fokus menggarap bahan pangan tersebut.
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, TASIKMALAYA - Petani padi organik di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat kewalahan memenuhi permintaan beras ekspor akibat semakin menurunnya produksi karena berkurangnya jumlah petani yang fokus menggarap bahan pangan tersebut.

Ketua Gapoktan Sauyunan Kabupaten Tasikmalaya Saeful Bahri mengatakan permintaan padi organik dari Eropa dan Amerika hanya terpenuhi 50%, dengan realisasi sebesar 210 ton.

"Permintaan ekspor baru terpenuhi 50% saja. Produksi padi organik masih stagnan bahkan terjadi kemunduran. Kami mengharapkan pada tahun ini target ekspor dapat terpenuhi," kata Saeful kepada Bisnis, Kamis (27/3/2014).

Dia menyebutkan produksi beras organik terjadi kemunduran sejak  tiga tahun terakhir. Pada 2010, kelompok petani padi organik terdapat di 7 kecamatan dan saat ini hanya terdapat di 4 kecamatan yakni Kecamatan Manonjaya, Salawu, Cisayong, dan Sukahening.

"Terus terang saja sekarang kelompok tani juga malah menurun. Dampaknya produksi padi organik juga menurun karena penggarapnya berkurang," ungkapnya.

Salah satu faktor kemunduran karena tidak ada dukungan dari pemerintah, seperti pembinaan dan pendampingan baik dalam produksi maupun pengelolaan pascapanen.

Sudah hampir tiga tahun ini, kata dia, petani organik nyaris tidak mendapatkan pembinaan, apalagi bantuan barang seperti bibit juga sarana pertanian.

"Tanpa dorongan pemerintah terutama pelatihan dan pembinaan, pengembangan padi organik ini sangat sulit. Setidaknya ada dorongan moril dari pemerintah daerah," katanya.

Padahal, menurut dia, dari sisi keuntungan ekonomi para petani sangat potensial. Dari sisi harga sangat tinggi demikian juga prosfek pasar masih sangat luas karena pasokan padi organik masih terbatas.

"Bandingkan saja, harga gabah kering giling padi organik Rp6.000/Kg, sedangkan padi biasa hanya Rp4.500/Kg," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Sumber : Anep Paoji
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper