Bisnis.com, SEMARANG -- Aktivasi jalur kereta Pelabuhan Tanjung Emas Semarang diproyeksi mendongkrak arus bongkar muat peti kemas 25% lebih tinggi dibandingkan perkiraan semula sebanyak 603.208 Teus pada 2016.
General Manajer Pelindo III Terminal Petikemas Semarang (TPKS) Iwan Sabathini menuturkan pada 2013 lalu, arus bongkar muat peti kemas di TPKS mencapai 498.600 Teus atau naik 9,09% dibandingkan throughput pada 2012 sebanyak 457.055 Teus.
"Dalam kondisi umum, kenaikan handling peti kemas di TPKS 9%-10%," kata Iwan, Senin (24/3/2014).
Berdasarkan proyeksi TPKS, penanganan peti kemas pada 2014 bisa mencapai 498.519 Teus pada 2014, 548.371 Teus pada 2015, 603.208 pada 2016, 663.529 Teus pada 2017, dan 729.882 Teus pada 2018.
"Apabila nanti kedalaman alur dan kolam bisa minus 12 dan kegiatan reaktivasi kereta api, handling peti kemas akan meningkat tajam. Pada 2016 akan naik 25%, harapan kami seperti itu," tutur Iwan.
Iwan menuturkan lima komoditas utama yang diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Emas adalah produk furniture 43%, kayu albasia atau sengon 23%, garmen 9%, benang 8%, dan kayu lapis (plywood) 5%.
Adapun komoditas impor yang paling banyak masuk ke Jawa Tengah melalui Pelabuhan Tanjung Emas adalah plastik 38%, cotton 20%, tekstil 12%, sepeda 8%, dan keramik 7%.
"Kita harapkan ekspor dari Jateng meningkat terus. Rata-rata TPKS receiving 600 petikemas dan delivery 500 peti kemas per hari," ujarnya.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan peti kemas sampai 2018, lanjut Iwan, Pelindo III menambah sejumlah peralatan, yakni 5 unit A-RTG, 2 unit CC, 10 unit combined terminal tractor, 1 unit lawbed, dan 1 unit reach stacker.
Pelindo III Tanjung Emas juga memperpanjang dermaga menjadi 600 meter sehingga tiga kapal bisa bersandar sekaligus.
Iwan menambahkan di Tanjung Emas terjadi peningkatan handling peti kemas domestik. Dalam satu bulan, jumlahnya mencapai kurang lebih 1.500 boks.
"Sebelumnya kontainer ini lewat darat, pelan-pelan beralih melalui laut. Terus terang sekarang kami berikan diskon ke pelayaran, belum mengambil untung. Ini untuk menggairahkan," kata Iwan.