Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Headlines Koran: Dana Desa Rawan Dikorupsi, Industri Besar Wajib Bangun Pembangkit

Isu dana desa yang rawan dimanfaatkan untuk kepentingan politik menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Senin (24/3/2014) selain soal rencana pemerintah mewajibkan industri besar memiliki pembangkit listrik sendiri dan isu bakal sengitnya persaingan berbagai jenis lembaga keuangan untuk memperebutkan dana masyarakat.
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA— Isu dana desa yang rawan dimanfaatkan untuk kepentingan politik menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Senin (24/3/2014).

Selan itu, juga ada soal rencana pemerintah mewajibkan industri besar memiliki pembangkit listrik sendiri dan isu bakal sengitnya persaingan berbagai jenis lembaga keuangan untuk memperebutkan dana masyarakat.

Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:

Dana Desa Rawan Dikorupsi

Dana desa sebaiknya dikucurkan mulai tahun 2015. Faktanya, kapasitas para pemangku kepentingan di pusat ataupun daerah belum siap. Jika dipaksakan tahun ini, penggunaan dana tersebut tidak akan efektif, bahkan rawan korupsi. Kalau dana itu dikucurkan maka kepentingan politik jangka pendek dikhawatirkan juga ikut bermain. (KOMPAS)

Industri Besar Wajib Bangun Pembangkit

Keluhan industri soal pasokan listrik dari PT PLN yang tidak stabil akan semakin jarang. Sebab, pemerintah justru akan mewajibkan industri besar dan kawasan industri memiliki pembangkit listrik sendiri. Aturan itu akan terbit tahun ini dan diberlakukan tahun depan. (KONTAN)

Perebutan Dana Bakal Sengit

Persaingan berbagai jenis lembaga keuangan untuk memperebutkan dana masyarakat bakal kian sengit, menyusul pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen yang akan menaikkan suku bunga acuan dari saat ini 0,25% menjadi 1% pada 2015 dan menjadi 2,5% pada akhir 2016. (INVESTOR DAILY)  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper