Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Alasan Abraham Samad Perlu Tolak Tawaran Cawapres

Direktur Eksekutif Indobarometer M. Qodari mengimbau Partai Gerindra atau partai politik lainnya agar tidak menggoda pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terjun ke dunia politik.
Ketua KPK Abraham Samad/Bisnis.com
Ketua KPK Abraham Samad/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indobarometer M. Qodari mengimbau Partai Gerindra atau partai politik lainnya agar tidak menggoda pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terjun ke dunia politik.

"Jangan pernah menggoda pimpinan KPK untuk dipinang sebagai cawapres, karena akan dianggap bisa mempengaruhi atau bias atas kepentingan dari partai yang mengundang," kata Qodari seusai menghadiri acara diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/3/2014).

Dia mengungakapkan setidaknya ada 3 alasan mengapa sebaiknya Ketua KPK Abraham Samad menolak tawaran Partai Gerindra untuk mengusungnya sebagai bakal cawapres.

Pertama, kalau Abraham Samad bersedia menerima tawaran Partai Gerindra, dikhawatirkan hal ini dapat merusak citra independen KPK. Sebab, pimpinan KPK harus steril dari tarikan politik.

"Kalau nanti ada tindakan dari KPK dan mengenai partai lainnya, nanti KPK dikira ada muatan kepentingan," ujarnya.

Menurutnya, pimpinan KPK tidak dicalonkan sebagai presiden atau wakil presiden saja sudah ramai kritikan terhadap KPK, misalnya, pada kasus Anas yang disebut-sebut dilakukan untuk kepentingan kelompok pemegang kuasa.

"Apalagi kalau Abraham Samad bersedia dicalonkan sebagai cawapres, kami khawatir hujatan terhadap KPK akan lebih banyak lagi," ucapnya.

Kedua, Gerindra harus memperoleh 20% untuk dapat mengajukan wakilnya sendiri. Kalau hasil pemilu legilsatif nanti, Partai Gerindra tidak berhasil mencapai 20% berarti Gerindra harus berkoalisi dan tidak dapat mengajukan pasangannya capres dan cawapresnya sendiri.

Ketiga, ada masalah miskonsepsi dan misiidentifikasi terkait wacana mengusung Abraham Samad sebagai Cawapres. Pasalnya, yang populer di mata publik adalah KPK sebagai lembaga, bukan KPk sebagai Abraham Samad pribadi.

"KPK bekerja secara kolektif. Jadi, jangan sampai parpol salah meminang Abraham Samad karena mengira dia populer, padahal sebenarnya dia tidak populer, sebab yang populer itu adalah KPK," katanya.

Qodari menilai wacana Partai Gerindra mengusung Abraham Samad untuk menjadi pendamping Prabowo Subianto pada pemilihan umum presiden (Pilpres) 2014 ini hanya sebagai upaya untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas Prabowo.

" Gerindra atau Prabowo mencari calon wakil dari tokoh yg populer dan yang memiliki prestasi, dan Abraham Samad itu populer di media dan menjadi tokoh sentra dalam hal pemberantasan korupsi. Jadi, ini bisa dianggap sebagai upaya untuk mendongkrak popularitas dan elektabililitas Prabowo," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper