Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi CPO Riau Terancam Anjlok 10% Akibat Kabut Asap

Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Provinsi Riau pada 2014 terancam turun hingga 10% akibat bencana kabut asap yang diprediksi masih akan terjadi hingga Oktober tahun ini.

Bisnis.com, PEKANBARU—Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Provinsi Riau pada 2014 terancam turun hingga 10% akibat bencana kabut asap yang diprediksi masih akan terjadi hingga Oktober tahun ini.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Zulher mengatakan produksi CPO di Riau tahun lalu mencapai 7 juta ton, sedangkan penurunan diprediksi mencapai 700.000 ton.

Jika kerugian yang ditanggung akibat penurunan produksi ini sekitar Rp1.000 per kilogram, maka nilai pendapatan yang hilang (potential loss) CPO mencapai Rp700 miliar.

“Memang, dalam sebulan terakhir ini harga TBS menjadi naik, tetapi dampak jangka panjang adalah hilangnya pendapatan Rp700 miliar. Ini yang harus diantisipasi oleh pelaku usaha,” kata Zulher kepada Bisnis.com, Rabu (12/3/2014).

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Riau harga TBS untuk umur 10 tahun ke atas mulai mengalami kenaikan sejak pertengahan Februari 2014 hingga saat ini menjadi stabil pada kisaran Rp2.000 per kilogram.

Pada periode 12-18 Februari 2014 harga TBS mengalami kenaikan sebesar Rp23,59 per kilogram menjadi Rp1.984,72 per kilogram. Periode sebelumnya, harga TBS turun hingga Rp10,52 per kilogram.

Kemudian, lanjutnya, harga TBS terus mengalami kenaikan menjadi Rp2.177,27 per kilogram untuk periode 12-18 Maret 2014.

Penurunan produksi kelapa sawit ditambah dengan peningkatan pasar luar negeri dan domestik menjadi penyebab kenaikan sepanjang periode tersebut.

Dia menjelaskan kabut asap yang menyelimuti Riau hingga Maret 2014 menyebabkan sinar matahari tidak bisa secara langsung terserap oleh tanaman kelapa sawit.

Padahal, tanaman pasti memerlukan sinar matahari untuk melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkak buah secara optimal.

“Produktivitas tandan buah segar [TBS] yang dihasilkan akan berkurang. Alhasil, petani tidak bisa menjual TBS dalam jumlah banyak kepada perusahaan untuk diolah sehingga produksi CPO juga berkurang,” ujarnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper