Bisnis.com, JAKARTA—Nilai tukar rupiah yang masih sesuai kondisi fundamental ekonomi menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Selasa (11/3/2014) selain isu premi risiko investasi di Indonesia yang semakin menurun dan perbankan nasional yang diperkirakan tetap ekspansif tahun ini
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
Rupiah Masih Sesuai
Bank Indonesia perlu terus memantau pergerakan nilai rupiah. Apabila menguat terlalu cepat, suku bunga acuan atau BI rate perlu diturunkan untuk menjaga daya saing produk ekspor. Akan tetapi, sejauh ini, nilai tukar rupiah masih sesuai kondisi fundamental ekonomi (KOMPAS).
Risiko Investasi Semakin Menurun
Premi risiko investasi di Indonesia semakin menurun. Ini tercermin dari credit default swap (CDS) Indonesia tenor 10 tahun yang cenderung menurun. Kemarin, CDS Indonesia berada di posisi 255,60. Bahkan, Jumat lalu, CDS Indonesia sempat menyentuh level terendah sejak Otober 2013 di 242,46 (KONTAN).
2014, Kredit Bisa Tumbuh 19%
Perbankan nasional diperkirakan tetap ekspansif tahun ini dengan pertumbuhan kredit menapai 19%. Melambatnya laju ekspansi kredit pada awal 2014 lebih disebabkan oleh kepatuhan perbankan terhadap arahan Bank Indonesia. Bank sentral menginginkan kredit perbankan tahun ini berada pada kisaran 15%-17%. Laju ekspansi kredit bakal terjadi pada semester kedua seiring dengan hasil pemilu (INVESTOR DAILY).