Bisnis.com, MOSKOW—Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak ada keperluan yang mendesak untuk menyerang Ukraina, dan untuk sementara tidak akan menggunakan kekuatannya.
Dalam pernyataan publik pertamanya kemarin sejak Ukraina mengatakan semenanjung Krimea telah dikuasai oleh pasukan Rusia, Putin menyatakan negaranya memiliki tugas untuk membela etnis Rusia di wilayah tersebut dan berhak untuk melakukan aksi militer.
Presiden AS Barack Obama menentang alasan Putin untuk melakukan intervensi, dan Menteri Luar Negeri John Kerry dalam kunjungannya Kiev meluncurkan jaminan pinjaman senilai US$1 miliar kepada pemerintah Ukraina yang kekurangan uang.
“Jelas Putin ingin menurunkan beberapa retorikanya. Tapi saya tidak yakin dia mengisyaratkan arah baru dalam niatnya,” kata Paul Denoon yang mengawasi utang emerging market senilai US$29 miliar di AllianceBernstein Holding LP melalui telepon pada Rabu (5/3/2014).
Setelah pernyataan Putin ini saham di seluruh dunia mengalami rebound karena rasa optimisme bahwa krisis terburuk antara Rusia dan Barat sejak perang dingin telah mereda.
AS dan Eropa yang telah mengecam antivitas militer Rusia di Krimea berlomba untuk memberi pertolongan guna membantu pemerintahan baru di Kiev dalam menghindari kebangkrutan. Rusia juga mengklaim bahwa Ukraina berutang senilai US$2 miliar kepada OAO Gazprom perusahaan raksasa energi milik negara.
Putin mengatakan ekstrimis mengatur sebuah kudeta untuk mengusir Presiden Viktor Yanukovych dan oleh karena itu penduduk yang menggunakan bahasa Rusia di timur dan selatan Ukraina membutuhkan perlindungan.
Ketika ketegangan militer mereda, indeks MSCI All-Country World naik 1,2%, rebound dari penurunan terbesar dalam sebulan.
Indeks Rusia, Micex, naik 5,3% setelah dana senilai US$55 miliar menghilang dari nilai ekuitas negara itu pada 3 Maret dan S&P 500 melonjak 1,5%, menjadi keuntungan terbesar tahun ini ke posisi tertinggi sepanjang masa dari 1.873,76 di New York.