Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Headlines Koran: Pemerintah Gagal Pangkas Kemiskinan

Kegagalan pemerintah memangkas angka kemiskinan sesuai target yang ditetapkannya menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Kamis (20/2/2014) selain isu rencana Singapura menutup transaksi rupiah di pasar non deliverable forward (NDF dan keinginan pengusaha agar nilai rupiah stabil dalam kurun waktu tertentu.
/Ilustrasi/Bisnis.com
/Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA— Kegagalan pemerintah memangkas angka kemiskinan sesuai dengan target yang ditetapkannya, menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Kamis (20/2/2014).

Selain itu, juga ada isu rencana Singapura menutup transaksi rupiah di pasar non deliverable forward (NDF dan keinginan pengusaha agar nilai rupiah stabil dalam kurun waktu tertentu.

Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:

Pemerintah Gagal Pangkas Kemiskinan
Pemerintah gagal memangkas kemiskinan sesuai target yang ditetapkannya sendiri. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2009-2014 menargetkan kemiskinan tahun 2014 sebanyak 8-10% dari total penduduk Indonesia. Namun proyeksi terakhir negara 10,54-10,75% (KOMPAS).

Singapura Tutup Sarang Spekulan Rupiah
Singapura akan menutup transaksi rupiah di pasar non deliverable forward (NDF). Selama ini NDF dianggap sebagai sarang spekulan rupiah yang menyebabkan rupiah terpukul. Dengan ditutupnya NDF, semua transaksi rupiah akan mengacu pada nilai tukar acuan yang dirilis Bank Indonesia  (KONTAN).

Pelaku Usaha Inginkan Stabilitas Rupiah
Kalangan pelaku usaha merespons serius penguatan nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir ini. Mereka menginginkan nilai rupiah yang stabil dalam kurun waktu tertentu agar memudahkan dalam memprediksi bisnis ke depan. Nilai tukar rupiah yang stabil akan lebih memberikan kepastian dan ruang bagi dunia usaha untuk terus bertumbuh (INVESTOR DAILY).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper