Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JELAJAH PANTURA: Mengais Rezeki di Pinggir Jalan

Jalan Raya Pantura (Pantai Utara) merupakan nadi kehidupan bagi manusia di sekitarnya. Apapun yang menimpa Pantura, itulah nasib para penambal ban dan pedagang di pinggiran jalan.
/Jalur Pantura
/Jalur Pantura

Bisnis.com, INDRAMAYU - Jalan Raya Pantura (Pantai Utara) merupakan nadi kehidupan bagi manusia di sekitarnya. Apapun yang menimpa Pantura, itulah nasib para penambal ban dan pedagang di pinggiran jalan.

Perawakannya kekar, tetapi lincah. Omongannya terbata, dengan logat khas Sumatra Utara. Pemuda itu bernama lengkap Jona Munthe. Jona, salah seorang dari banyak pemuda perantauan yang mengadu nasib di Utara Jawa. Kini, dia membuka usaha mandiri, tambal ban di sekitaran Jatibarang, Indramayu.

Sebelumnya, dia adalah seorang supir truk di Surabaya, Jawa Timur. Dengan modal tabungannya selama belasan tahun bekerja, dia merintis usaha. Kios tambal ban baru setahun ini dia miliki. "Asal tidak kerja dengan orang, saya mau bertahan. Daripada supir ya lebih baik begini [tambal ban]."

Pria kelahiran Sidikalang, Sumatra Utara, dua puluh empat tahun silam itu menuturkan baginya membuka usaha sendiri adalah keinginan yang dipupuk sejak dulu. "Apalagi usaha ini, tidak jauh dari profesi yang dulu," terangnya kepada Bisnis, Selasa (11/2/2014).

Kesukaran menekuni usaha tambal ban di Pantura, terangnya, adalah ketika adanya bencana yang membuat truk-truk tersendat. "Ya contohnya banjir kemarin itu, jadi sepi."

Untuk jasa penambalan ban, biasanya Jona mematok harga Rp15.000-Rp20.000. Pada saat ramai, pemasukannya hanya mencapai Rp100.000. Kalau masa-masa sepi, seperti yang dialaminya dua pekan lalu, saat banjir memutus jalur Pantura dari arah Subang, dia jarang mendapatkan pelanggan. "Paling hanya satu saja."

Dengan keadaan kerusakan parah jalan Pantura, sedikitnya 1.200 lubang tersebar antara Pamanukan hingga Lohbener, usaha tambal ban tidak mendapat dampak signifikan. "Ya paling banyak lima pelanggan tiap harinya."

Dia menyadari persaingan ketat memang ada pada bisnis tambal ban. Selain itu, para awak truk senantiasa membawa perlengkapan yang memadai untuk mengatasi pecah ban.

Sebagaimana yang dirasakan Imam, kernet truk angkutan barang asal Tuban. Dia mengatakan truk yang diawakinya memiliki ban-ban cadangan, sehingga tidak terlalu membutuhkan jasa tambal ban.

Jona hanya berharap ke depannya Pantura akan lebih memajukan usahanya. Dia tidak naif, kerusakan jalan merupakan tuah tersendiri, namun dia menginginkan agar Pantura memiliki jalan yang baik dan menunjang bagi lalu lintas truk.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper