Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hati-Hati, Hegemoni Pemilik Media Jelang Pemilu 2014

Penyalahgunaan media massa oleh pemiliknya untuk kepentingan politik praktis mendapatkan sorotan serius dalam peringatan Hari Pers Nasional 2014 yang diselenggarakan di Bengkulu.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, BENGKULU - Penyalahgunaan media massa oleh pemiliknya untuk kepentingan politik praktis mendapatkan sorotan serius dalam peringatan Hari Pers Nasional 2014 yang diselenggarakan di Bengkulu.

Sindiran tidak hanya datang dari para tokoh senior pers, politikus, tetapi juga dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sengaja hadir ke Bengkulu untuk menghadiri acara puncak peringatan HPN 2014.

Dalam sambutannya, SBY menyorot hegemoni pemodal pada industri media massa. SBY memaparkan buruknya pengaruh hegemoni dan kontrol penguasa terhadap demokrasi.

"Hal itu sama buruknya seperti hegemoni dan kontrol pemilik perusahaan media massa yang melebihi kepatutan. Pers harus memiliki daya kritis," katanya.

Tahun 2014 merupakan tahun politik di mana akan terselenggara pergantian kepemimpinan nasional. Peta politik di tahun ini juga ditandai dengan rencana sejumlah pemilik media untuk menjadi presiden maupun wakil presiden.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan mencalonkan maupun dicalonkan adalah hak setiap warga negara.

Namun demikian, ujarnya, ada kekhawatiran sejumlah pihak bahwa pencalonan para pemilik media untuk menjadi pemimpin negara dapat memengaruhi independensi media.

"Juga dapat mengganggu prinsip-prinsip ruang publik media yang semestinya steril dari bentuk-bentuk politisasi dan penyalahgunaan," katanya.

Persoalan penyalahgunaan media oleh pemiliknya untuk kepentingan politik bahkan diangkat menjadi Deklarasi Hari Pers Nasional 2014.

Poin ketiga dari deklarasi yang dibacakan oleh Bagir di hadapan SBY dan ribuan insan pers tersebut berbunyi "Demi menjaga martabat dan integritas pers yang independen dan fair, pers Indonesia harus dapat menanam diri dan mengenal batas dalam mengampanyekan para pemiliknya yang terjun ke dunia politik."

"Penggunaan media untuk tujuan-tujuan politik praktis niscaya akan berdampak negatif bagi nama baik media tersebut di mata masyarakat. Dalam jangka panjang, hal tersebut juga berdampak negatif terhadap martabat pers nasional secara keseluruhan," Bagir melanjutkan.

Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Margiono menyayangkan ketidakhadiran sejumlah pemilik media yang saat ini terjun dalam politik praktis. Padahal, mereka dijadwalkan hadir dan mengisi diskusi pada acara Konvensi Media Massa dengan topik "Pers Sehat, Rakyat Berdaulat" yang menjadi salah satu rangkaian acara peringatan HPN 2014.

"Saya lihat Pak Aburizal Bakrie, Pak Surya Paloh, dan Pak Hari Tanusoedibyo tidak hadir," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper