Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Headlines Koran: Bunga Kredit Kendaraan Naik, Pertumbuhan Ekonomi Perlu Direm

Persoalan pertumbuhan ekonomi yang belum berkualitas menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Kamis (6/2/2014) selain putusan perusahaan mulitifinance menaikkan bunga kredit dan isu perlunya pertumbuhan ekonomi direm.
 Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— Persoalan pertumbuhan ekonomi yang belum berkualitas menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Kamis (6/2/2014) selain putusan perusahaan mulitifinance menaikkan bunga kredit dan isu perlunya pertumbuhan ekonomi direm.

Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:

Tinggi Tapi Kurang Berkualitas
Ekonomi tahun 2013 tumbuh 5,78%. Meski di bawah target, capaian ini tergolong tinggi di tengah usaha mengurangi defisit transaksi berjalan. Namun pertumbuhan  ini belum berkualitas karena tidak ditopang sektor penghasil barang (KOMPAS).

Musim Kenaikan Bunga Kredit Kendaraan
Beberapa perusahaan mulitifinance menaikkan bunga kredit, termasuk BCA Finance dan Astra Credit Company. Bunga kredit yang berlaku untuk pembayaran mobil baru diperkirakan sebesar 5,49% flat dan bunga kredit untuk mobil bekas sekitar 5,99% per tahun (KONTAN).

Pertumbuhan Ekonomi Masih Perlu Direm
Pemerintah dan Bank Indonesia tahun ini masih perlu mengerem laju pertumbuhan ekonomi dengan cara nengekang konsumsi. Langkah itu dibutuhkan karena rupiah masih rawan terdepresiasi dan tekanan inflasi belum reda. Meski demikian, formula kebijakan moneter dan fiskal yang diramu otoritas harus benar-benar tepat dan sesuai dosis agar perlambatan ekonomi tidak memukul sektor riil, efektif meredam inflasi, dan mampu mendongkrak rupiah ke level yang lebih akseptabel  (INVESTOR DAILY).   

Hanya Akal-Akalan Pengusaha
Kalangan dunia usaha di sektor pertambangan kembali merengek atas aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Jika sebelumnya, pengusaha di industri tambang meminta agar pemerintah tetap memperbolehkan ekspor mineral mentah sampai selesainya proyek hilirisasi dan pemurnian tambang, namun kali ini para pengusaha menolak aturan terkait dengan pengenaan bea keluar secara progresif yang diterapkan oleh pemerintah pada 2014 sampai 2017 (NERACA).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper