Bisnis.com, BANDUNG - Kebutuhan benih hortikultura tahun ini berpotensi meningkat 16,6 % dari 6.000 ton menjadi 7.000 ton per tahun dipicu oleh meningkatnya permintaan akibat cuaca esktrem belakangan ini.
Anggota Asosiasi Produsen Perbenihan Hortikulrura Indonesia (Hortindo) Glenn Pardede mengatakan permintaan benih meningkat menyusul terjadinya cuaca ekstrem yang membuat gagal panen tanaman hortikultura di sejumlah sentra produksi di Indonesia.
Kondisi ini membuat petani harus menanam ulang yang berujung pada meningkatnya permintaan benih hortikultura.
“Petani banyak yang mencoba menanam lagi tanaman hortikultura mereka dengan menyebar benih lagi. Pembelian benih ini tidak memberatkan, hanya 3-5% dari total produksi petani,” kata Glenn yang juga menjabat Managing Director PT East West Seed Indonesia (Ewindo) kepada Bisnis, Selasa (4/2/2014).
Menurutnya, cuaca ekstrem membuat tanaman menjadi mudah terserang penyakit dan terendam banjir sehingga tidak dapat diproduksi.
Pihaknya menyebutkan permintaan benih yang meningkat antara lain kubis, tomat, jagung, cabai, dan labu.
Selain itu, kebijakan pembatasan impor hortikultura oleh pemerintah juga memicu permintaan benih menjadi meningkat. “Kebijakan pembatasan impor yang dilakukan pemerintah terdampak baik bagi perbenihan hortikultura,” katanya.