Bisnis.com, JAKARTA— Persoalan surplus transaksi perdagangan Indonesia sebesar US$1,52 miliar di tengah pelemahan nilai rupiah menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Selasa (4/2/2014) selain isu peluang bank sentral menaikkan BI rate jika laju inflasi tak terkendali.
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
Surplus Perdagangan Ketiga
Transaksi perdagangan Indonesia pada Desember 2013 mencatat surplus sebesar 1,525 miliar dolar AS. Hanya saja, secara kumulatif antara Januari dan Desember 2013, transaksi perdagangan Indonesia mencatat defisit sebesar US$4,06 miliar. Pemerintah mengklaim surplus itu merupakan yang ketiga secara berturut-turut sejak Oktober 2013 (KOMPAS).
Ekonomi Membaik, Rupiah Malah Jeblok
Meski Badan Pusat Statistik menggambarkan neraca perdagangan Indonesia surplus US$1,5 miliar pada Desember 2013, namun rupiah tetap saja melemah. Diduga penyebab kondisi itu adalah akibat pasar masih khawatir dengan dampak keputusan bank sentral AS yang memangkas belanja obligasi negara itu mulai Februari ini (KONTAN).
Otoritas Utamakan Stabilisasi
Inflasi Januari 2014 sebesar 1,07% kian memperkuat kebijakan otoritas moneter dan keuangan untuk mempertahankan stabilisasi ekonomi tahun ini. Jika laju inflasi tidak terkendali dan tidak ada perbaikan signifikan neraca transaksi berjalan, ada kemungkinan bank sentral menaikkan BI rate (INVESTOR DAILY).