Bisnis.com, WASHINGTON — IHS Jane meyakini belanja pertahanan global meningkat hingga 0,6% pada 2014. Peningkatan itu merupakan pertama kalinya sejak lonjakan tertinggi pada 2009 akibat . melesatnya bujet militer Rusia, Asia, dan Timur Tengah .
IHS Jane dalam laporan bujet militer tahunan yang dirilis Selasa (4/2/2014) menyebutkan keseluruhan anggaran militer global pada tahun ini akan mencapai US$1,55 triliun. Angka itu lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar US$1,54 triliun
Riset IHS menunjukkan empat dari lima negara dengan anggaran militer tertinggi tahun lalu adalah kawasan Timur Tengah. Gabungan anggaran pertahanan Rusia dan China diprediksi melebihi total konsumsi Uni Eropa pada 2015.
“Rusia, China, dan Timur Tengah akan menopang pertumbuhan konsumsi militer dunia tahun ini. Selain itu, ketiga negara itu akan menjadi tumpuan pemulihan industri militer pada 2016,”kata Paul Burton, Direktur IHS Jane Ruang Angkasa, Pertahanan, dan Kemanan di Washington.
Anggaran militer Rusia diperkirakan meningkat lebih dari 44% dalam tiga tahun mendatang. Rusia merupakan negara ketiga dengan anggaran militer tertinggi sedangkan Amerika Serikat harus puas meraih peringkat keempat dalam kategori ini.
Kondisi yang kontras terjadi tahun lalu, Amerika Serikat menempati posisi pertama sebagai negara dengan anggaran militer terbesar senilai US$582,4 miliar. posisi kedua diikuti oleh China dengan anggaran pertahanan mencapai US$139,2 miliar dan Rusia dengan nilai US$68,9 miliar.
“Tidak ada negara dengan pertumbuhan tercepat dalam konsumsi pertahanan selain Timur Tengah. Anggaran pertahanan Oman dan Arab Saudi meningkat lebih dari 30% dalam dua tahun terakhir,”tulis Astbury dalam risetnya.
Senior analis IHS Fenella McGerty mengemukakan dirinya melihat perkembangan cukup signifikan terhadap akselerasi anggaran pertahanan di kawasan Timur Tengah sejak 2011. Saudi Arabia, ungkapnya, menunjukkan peningkatan hingga tiga kali lipat pada 10 tahun terakhir.
BUJET PERTAHANAN CHINA
McGerty menambahkan anggaran pertahanan China akan melebihi keseluruhan bujet militer dari Inggris, Perancis, dan Jerman pada 2015.
Riset tersebut memprediksi China akan membelanjakan sebesar US$159,6 miliar pada 2015. Jumlah itu lebih besar dibandingkan keseluruhan bujet militer dari tiga negara dengan pasar terbesar di Eropa Barat.
“Penurunan pada belanja konsumsi militer selama 5 tahun terakhir sangat dipengaruhi oleh anjloknya permintaan dari Amerika Serikat. Pasalnya, pada periode tersebut Amerika Serikat tengah menarik pasukannya dari Irak dan Afghanistan.”ucap analis IHS Guy Eastman.
Menurutnya, anjloknya anggaran pertahanan di Eropa Barat akan memperparah menurunnya konsumsi militer di seluruh Eropa dalam waktu dekat.
Beberapa perusahaan kontraktor militer Amerika Serikat antara lain Lockheed Martin Corp., Boeing Co., Northrop Grumman Corp., dan Raytheon Co. juga diprediksi meningkatkan penjualan di tingkat internasional, terutama Timur Tengah.
“Semua yang berhubungan dengan peralatan militer akan dijula, mulai dari pesawat jet hingga rudal,”imbuh Kevin Brancato, analis pertahanan pemerintah Bloomberg.
Meskipun demikian, pasar globa dari perusahaan tersebut tidak akan mengalami penurunan penjualan pada tahun ini seiring dengan konsumsi militer Rusia dan China yang masih tinggi.
Temuan IHS juga mengidentifikasi peluang jangka panjang untuk perusahaan pertahanan di Afrika dengan pengeluaran militer negara Afrika meningkat 18% tahun lalu. (