Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Headlines Koran: Konsumsi BBM Turun, Ekonomi Negara Berkembang Rontok

Isu realisasi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi tahun 2013 yang berada di bawah asumsi APBN menjadi salah satu sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Kamis (30/1/2014) selain masalah krisis nilai tukar di Argentina dan Turki yang dikhawatirkan menjalar ke Indonesia dan ketidaksiapan industri keuangan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.
/ilustrasi
/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Isu realisasi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi tahun lalu yang berada di bawah asumsi APBN menjadi salah satu sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Kamis (30/1/2014).

Selain itu, juga ada masalah krisis nilai tukar di Argentina dan Turki yang dikhawatirkan menjalar ke Indonesia serta ketidaksiapan industri keuangan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.

Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:

Konsumsi BBM Turun
Realisasi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi tahun 2013 mencapai 46,83 juta kiloliter atau di bawah asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013. Kondisi ini antara lain dipicu implementasi kebijakan penaikan harga BBM bersubsidi pada Juni (KOMPAS).

Ekonomi Negara Berkembang Rontok
Krisis nilai tukar di negara berkembang seperti Argentina dan Turki dikhawatirkan terjadi di kawasan Asia seperti India  dan Indonesia. Bagi Indonesi, rontoknya ekonomi negara berkembang merupakan alarm karena menghadirkan kecemasan pada pelaku pasar meski sebagian pengamat menilai kecil kemungkinan itu terjadi (KONTAN).

Sawit RI Belum Berstandar Global
Mayoritas perusahaan sawit di Tanah Air belum menerapkan standar nasional yang diterbitkan pemerintah maupun standar global yang dikeluarkan Roundtable on Sustainable Palm (RSPO). Konidisi itu membuat Indonesia sulit melawan kampanye negatif bermotif persaingan dagang yang dilancarkan negara-negara maju (INVESTOR DAILY).   

Asing Siap Libas Pasar Industri Keuangan Indonesia
Bila industri keuangan negara Asia lainnya sudah siap menghadapi persaiangan Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015, sebaliknya industri keuangan dalam negeri masih gagap. Tengok saja, dari teknologi keuangan, industri keuangan dalam negeri tertinggal jauh dibandingkan Singapura yang paling siap dan bahkan berada di peringkat kedua di dunia. Sementara Malaysia ada di posisi 30 dan Indonesia masih jauh di posisi 76 (NERACA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper